Maluku memiliki kekayaan akan sumberdaya alam yang begitu banyak, baik di laut dan di darat. Di laut memiliki sumberdaya alam seperti ikan. Sedangkan di darat memiliki sumberdaya alam seperti pala, kelapa dan cengkih. Sumberdaya yang dimiliki Maluku bila dikelolah secara baik, cuan yang didapat akan mensejahterakan masyarakat Maluku.
Tulisan ini mengarah pada sumberdaya alam seperti pala yang banyak di jumpai daerah-daerah di Maluku. Yang mana belum termanfaatkan secara baik dan berkelanjutan.
Mengapa belum dikelolah secara baik dan berkelanjutan?
Karena belum banyak dimanfaatkan. Kalau pun dimanfaatkan hanya sebagian kecil dan pilih-pilih saja untuk kebutuhan makan sehari-hari, belum dikelolah secara industri menengah seperti di daerah Indonesia bagian barat.
Tulisan ini mengarah pada daging buah pala yang belum di manfaatkan secara baik dan berkelanjutan di beberapa daerah di Pulau Seram, Maluku.
Banyak dari masyarakat Maluku mengenal daging pala untuk dibuat manisan pala, jus pala, dan selai pala. Hanya terdapat di daerah Banda yang telah dikemas dalam kemasan dan dikomersialkan.
Sementara di daerah lain di Provinsi Maluku, daging buah pala saat musim pala daging buah pala dibuang di bawah pohon begitu saja.
Di daratan seram potensi buah pala begitu melimpah. Hampir sebagian besar desa di dataran seram memiliki sumberdaya alam yang melimpah ini. Namun daging buahnya belum dimanfaatkan dengan baik mengikuti mama-mama di Pulau Banda. Yang mengolah daging pala menjadi berbagai bahan olahan pangan yang berskala UMKM.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Suryatmi Retno Dumadi, di daerah produsen pala di Pulau Ambon dan Pulau Banda, daging buah pala sampai dengan akhir tahun 2007 menjadi limbah yang dibuang di bawah pohon pala karena tidak dimanfaatkan menjadi produk bernilai ekonomis.
Perlakuan diversifikasi produk dari limbah daging buah pala menghasilkan sirup pala dapat memberikan nilai tambah ekonomis dan juga dapat memberikan manfaat kesehatan bagi yang mengkonsumsinya.