Lihat ke Halaman Asli

Rusmana St

Proposional / guru

Surat Buat Bu Guru

Diperbarui: 7 September 2022   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

kring... kring... kring..."

Yah, itu adalah sebuah bunyi yang sangat ku kenali, yang setiap hari selalu kunantikan. Desahan kayuhannya mengiringi setiap langkah langkah roda yang berputar. Iramanya yang lambat, seakan memperlihatkan kayuhan yang begitu dinikmati.

Tak lupa senyum ramah selalu ia sunggingkan kepada semua orang yang di laluinya. Tak perduli, pada zaman yang telah berputar maju pada porosnya, karena ontel dames .tetaplah menjadi pilihan utamanya.

Namanya Bu wati , ia adalah seorang guru yang mengajar di sekolah negeri . Kepiawannya dalam mengajar patut di acungi jempol. Selain menarik, ia juga mampu memberikan kesan tersendiri pada muridnya. Tak jarang banyak murid yang menyenanginya, termasuk aku.

Setiap hari ia datang ke sekolah, dengan mengendarai sepeda dames tua kebanggaannya. Dan sesampainya di sekolah, ia selalu membeli satu buah Nasi basah sisa cucian dari piring , dan ia tebarkan di halaman sekolah. Dengan tujuan untuk memberi makan ayam yang selalu ada di halaman sekolah kami.

Agar tak bosan menunggu, ia sempatkan untuk memungut sampah sampah yang berserakan di sekitarnya. Kelakuan Bu Wati benar benar menarik perhatianku. Aku tak perduli pada kakiku yang hampir copot memerhatikannya, dari depan kelas 2 . Karena, aku merasa yang aku lakukan saat ini sangat tidak membuang- buang Waktu dan tidak sia-sia.

"Tet...tet...tet..."

"Alah ...!" batinku.

Bel masuk pun berbunyi, rasanya aku benar benar kesal. Aku ingin lebih tahu tentang semua keseharian Bu Wati , namun sayangnya aku tak memiliki waktu yang banyak. Apalagi aku hanya seorang pelajar kelas 3 SMP, yang masih suka main , dan dipadatkan dengan berbagai serba serbi kegiatan yang berbau hiburan. Dan pastinya bagiku itu sangat tidak penting. "Ah malas "

Dengan gontai, kulangkahkan kakiku menuju kelas. Berharap hari ini guruku tidak hanya membahas masalah kebersihan setiap hari, tapi ia juga melakukannya. Di sekolah ini, tidak ada seorang guru pun yang sifat dan tingkah lakunya sama seperti Bu Wati Karena ia tak pernah memerintah kami untuk mengutip sampah yang berserakan dan menjaga kebersihan. Namun, ia menunjukkan rasa keperduliannya dengan langsung melakukan dan mencontohkan di depan kami, misalnya seperti yang biasa ia lakukan setiap pagi. Sehingga tak seorang pun dari kami yang membencinya.

Berbeda dengan guru guruku yang lain, mereka hanya bias memerintah, memerintah dan memerintah, namun tak sekalipun melakukan yang mereka perintah. Itu benar benar membuat kami kesal, khususnya aku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline