Lihat ke Halaman Asli

Rusmana Hadi W

Mahasiswa Universitas Diponegoro

Mahasiswa Undip Membuat Aplikasi Peta Rumah dan Membuat Perencanaan Tempat Pengolahan Sampah

Diperbarui: 7 Februari 2021   19:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Brebes (07/02/2021), Universitas Diponegoro tengah melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan oleh setiap mahasiswanya. Kegiatan KKN ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengabdi kepada masyarakat dan menerapkan bidang keilmuannya untuk menjawab setiap permasalahan yang sedang dihadapi oleh setiap daerahnya. 

Namun pelaksanaan KKN tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, dikarenakan pandemi Covid-19 ini pelaksanaan KKN dilakukan di masing-masing tempat tinggal mahasiswa untuk mengurangi kluster baru penyebaran Covid-19. Dalam pelaksanaan KKN TIM I Universitas Diponegoro ini mengusung tema " Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG's)" dan dilaksanakan mulai tanggal 05 Januari 2021 sampai 16 Februari 2021.

Salah satu mahasiswa Universitas Diponegoro asal Brebes "Rusmana Hadi W (Fakultas Teknik)" melakukan kegiatan KKN di kediamannya yaitu di Desa Cibendung, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes. Selama pelaksanaan KKN berlangsung setiap mahasiswa diwajibkan untuk membuat dua buah program monodisiplin. 

Untuk program pertama yaitu "Pembuatan Aplikasi Peta Lokasi Rumah Warga RW 01 Desa Cibendung untuk Mempermudah dalam Transaksi Jual Beli Online sebagai Upaya Pengurangan Kegiatan di Luar Rumah di Masa Pandemi Covid-19". Program pertama ini dibuat atas observasi lapangan langsung dan tidak langsung yang dilakukan oleh mahasiswa. Kegiatan perekonomian akibat adanya pandemi ini tentu akan terpengaruh. 

Terutama dikalangan penjual makanan dan jajanan, mereka harus memutar ide bagaimana pemasukan harus tetap berjalan walaupun dengan adanya program pemerintah dengan adanya gerakan di rumah aja. Yaitu dengan menjual produknya dengan bantuan sosial media dan dilakukan dengan sistem diantarkan/ delivery order. Tapi untuk beberapa pedagang kesulitan dalam mengetahui lokasi rumah konsumen dimana untuk tiap rumah di pedesaan tidak terdapat dalam google maps, maka dari itu maka dari itu dibuatlah program pembuatan aplikasi untuk menjawab permasalahan tersebut. Program pertama ini kemudian dilakukan sosialisasi kepada warga Desa Cibendung melalui tiga cara yaitu secara door to door, penempelan poster dan video sosialisasi yang di upload di media sosial facebook.

Gambar 1. Tampilan Aplikasi Peta Rumah Warga pada PC / dokpri

Untuk program kedua yang dilakukan yaitu "Perencanaan TPS ( Tempat Pengolahan Sampah ) 3R ( Reuse, Reduce, Recycle ) untuk menjawab permasalahan sampah di Desa Cibendung". Pertumbuhan penduduk tiap tahunnya tidak dapat dipungkiri bahwa akan bertambah secara signifikan. Sehingga memicu bertambahnya sampah yang dihasilkan untuk tiap rumahnya. Kebiasaan membuang sampah di samping jalan yang dilakukan oleh warga Desa Cibendung disebabkan belum adanya tempat untuk membuang sampah bahkan pengolahannya. 

Untuk menjawab permasalahan tersebut dibuatlah program perencanaan TPS 3R tersebut. Disamping itu warga Desa Cibendung tengah mengembangkan tempat wisata alam terbuka yang dibuka untuk umum, tentu dengan adanya tempat wisata tersebut akan menyumbangkan tambahan sampah yang ada di Desa Cibendung. Dibuatnya program ini tentu untuk menjawab permasalah yang sedang dihadapi oleh Desa Cibendung dan juga sebagai pelengkap prasarana untuk mengolah sampah yang hanya dibuang secara sembarangan sehingga tidak terdapat tumpukan sampah disepanjang jalan yang menggangu pandangan mata.

Perencanaan TPS 3R ini diharapkan dapat direalisasikan agar dapat menjawab permasalahan sampah yang dihadapi, disamping itu dengan adanya TPS 3R ini akan meningkatkan perekonomian warga Desa Cibendung terutama yang terdampak oleh pandemi COVID-19. Hal tersebut dapat diperoleh mulai dari pengolahan sampah organik menjadi pupuk yang dapat dijual belikan sehingga menghasilkan pendapatan, selain bisa dijual pupuk kompos yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh petani Desa Cibendung untuk kebutuhan tanamannya sehingga mampu menambah penghasilan dan mengurangi pengeluaran untuk perawatan tanaman tersebut. Selain itu pendapatan dapat dihasilkan dari penjualan sampah anorganik kepada pengempul tentu dapat menambah penghasilan.

Gambar 2. Desain Perencanaan TPS 3R / dokpri

Gambar 3. Desain Perencanaan TPS 3R | dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline