Akhir September lalu Ahok mengadakan kunjungan ke Kepulauan Seribu, dengan berpakaian dinas Ahok memfokuskan diri selama sehari penuh untuk meninjau sektor perikanan. Kedatangan Ahok kala itu adalah sebagai kelanjutan program kerja antara Pemprov DKI dengan Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta (STPJ). Salah satu aktifitas Ahok adalah menaburkan 4.000 bibit ikan kerapu, tepatnya di Perairan Karang Lebar, Pulau Panggang. Setelah itu Ahok mengunjungi Pulau Pramuka dan Pulau Semak Daun.
Dalam program kerja Ahok ini melibatkan delapan alumni STPJ yg dibantu petugas Dinas untuk mengembangkan budidaya beternak ikan, terutama ikan kerapu. Pemprov DKI memberikan modal awal kepada para nelayan berupa keramba apung, bibit ikan dan bahkan pakan makanan.
Menariknya, program Ahok dengan nelayan di Kepulauan Seribu adalah bagi hasil 20:80 persen, di mana Pemprov DKI hanya mengambil keuntungan 20% dan sisanya adalah buat peternak ikan, yg direncanakan akan dilakukan panen berikutnya pada Februari 2017 mendatang. Pemberian berupa bibit ikan kerapu masih akan berlanjut pada bulan November dan Desember nanti dengan masing-masing sebanyak 4.000 ekor.
Saat kunjungan juga terlihat Ahok begitu bangga meninjau keramba ikan kerapu yg siap panen. Dengan rasa puas Ahok sempat memamerkan ikan kerapu sambil menjelaskan harga ikan yg bisa mencapai jutaan untuk kondisi siap santap di restoran. Hasil panen yg merupakan kerjasama Pemprov DKI dengan peternak ikan diharapkan Ahok dapat meningkatkan pendapatan para nelayan.
Misi Ahok di Kepulauan Seribu saat ini memang dominan ditujukan untuk budidaya beternak ikan, bukan lagi kepada nelayan untuk menangkap ikan di laut lepas. Alasan Ahok masuk akal, pendapatan nelayan di Kepulauan Seribu setiap tahunnya terus menurun, akibat tergerus polusi dan tingginya aktifitas pelayaran membuat Kepulauan Seribu hanya menyisakan ikan-ikan kecil di daerah pantai.
Prinsip Ahok ini memang mematahkan pandangan nelayan yg selama ini terus berharap dari penangkapan ikan di laut menjadi peternak ikan yg diberikan tanggung jawab untuk mengelola keramba. Hasil panen keramba nantinya adalah merupakan hasil kerja keras nelayan itu sendiri.
Program kerja Ahok di Kepulauan Seribu memang terus mengundang polemik. Ambisi Ahok untuk memajukan Kepulauan Seribu dari segi perikanan dan pariwisata terus mendapat kecaman. Contohnya adalah soal reklamasi untuk mengembalikan kondisi pulau yg mengalami kedangkalan malah berujung ke urusan hukum karena ulah pengembang dengan oknum DPRD Jakarta. Misi Ahok untuk membuat Kepulauan Seribu menjadi destinasi wisata layaknya Pulau Maldives harus terkendala.
Program kerja Ahok di Kepulauan Seribu kali ini akhirnya juga mengalami kendala, di mana akhir kunjungan Ahok memberikan pidato yg biasanya direkam dan diunggah ke Youtube. Inti pidato Ahok yg sebenarnya adalah menyakinkan para nelayan untuk jangan meragukan kelanjutan program kerjanya menjelang Pilgub DKI mendatang.
Ahok yg kala itu menegaskan kepada warga Kepulauan Seribu untuk boleh memilih Calon Gubernur lain yg lebih baik dibandingkan dirinya. Namun apa daya karena video yg beredar itu harus dipotong sepenggal dan diberi judul sedikit berbeda membuat pidato Ahok harus menuai polemik, dan program kerja Ahok menjadi terlupakan.
Salam Damai..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H