Lihat ke Halaman Asli

Rusli Sucioto

Penulis Amatiran

Melihat dari Dekat Proyek Geothermal Terbesar di Dunia, Sarulla di Sumatera Utara

Diperbarui: 29 September 2016   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proyek PLTP atau Geothemal di Sarulla (Dokumentasi Pribadi)

Sebagai pelaku industri di bidang energi, minggu ini saya memiliki kesempatan emas untuk mengunjungi proyek Geothermal yg masih berjalan di sebuah kota kecil di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, yaitu Sarulla. Kota yg berjarak kurang lebih 30 kilometer dari Tarutung ini sedang membangun PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) yg sudah berjalan sejak tahun 2014 yg merupakan konsorsium antara PT. Pertamina Goethermal Energy (PGE) dengan Medco Power Indonesia, Ormat International (AS), Itochu Corporation (Jepang) dan Kyushu Power Electric Company (Jepang). Dengan target 330 MW yg dibagi 3 tahap pembangunan di tahun 2016, 2017 dan 2018 jelas akan menjadikan Sarulla sebagai PLTP atau Geothemal terbesar di dunia.

Proyek ini sejatinya dibangun untuk menambah pasokan listrik di Sumatera Utara yg sering mengalami byar pet, karena selama ini hanya mengandalkan PLTU di Sicanang, Belawan yg jelas tidak bisa mengimbangi perkembangan propinsi yg begitu pesat. Proyek ini sebenarnya sudah mulai dibicarakan pemerintah Indonesia di melalui PT. Pertamina (Persero) dengan investor dari Jepang dan AS sejak tahun 1993 silam. Setelah melalui diskusi alot berkepanjangan, akhirnya pembangunan proyek ini mulai bisa dijalankan sejak 2014 lalu dengan mengambil tenaga panas bumi atau Geothermal di daerah sekitar Sarulla, yaitu Siariaria, Sibual Buali dan Namora untuk digunakan sebagai pembangkit listrik.

Pipa Untuk Pengumpulan Energi Geothermal yg Diolah menjadi Energi Listrik di Sarulla (Dokumentasi Pribadi)

Pembangunan PLTP yg tertunda lebih 15 tahun ini konon menelan biaya sekitar 800 juta USD dan sebagian besar dikucurkan dari bank Jepang. Awalnya direncanakan, setiap kwh listrik yang dihasilkan akan dijual kepada PLN dengan harga $0,4622. Listrik yang dihasilkan diharapkan dapat memenuhi 1/3 dari kebutuhan listrik propinsi Sumatera Utara, khususnya untuk memenuhi kebutuhan industri. Namun proyek ini sempat terhenti dan kemudian dilanjutkan kembali di tahun 2002. Namun kala itu proyek ini kembali tersendat karena dinilai karena tidak adanya transparansi sehingga menimbulkan konflik di antara investor dan bahkan dengan penduduk sekitar, akibat tidak jelasnya pembebasan lahan untuk penggalian sumur geothermal. 

Akhirnya di April 2014 proyek ini menemukan titik terang dengan Medco Power sebagai pemegang saham terbesar dan proyek dapat ditargetkan siap tahap I di tahun 2016 ini, dengan keuntungan bagi PLN adalah untuk menghemat bahan bakar minyak sebesar 1 juta USD/hari serta mengurangi emisi CO2 yg berdampak negatif terhadap lingkungan.

Jika kita melihat dari dekat pembangunan PLTP Sarulla, maka kita hanya bisa belajar dari sejarah, bahwa birokrasi investasi di Indonesia masih banyak bermasalah. Mulai dari perizinan, pembebasan lahan, pembagian deviden investor dan masih banyak aspek yg perlu dibenahi. Sangat disayangkan Kabupaten Tapanuli Utara yg menyimpan begitu banyak titik geothemal yg merupakan energi yg murah dan ramah lingkungan harus terbengkalai karena konflik investor semata.

Penelitian sebelumnya dengan geolistrik dan geomagnetik, daerah di Siariaria Sipoholon saja dapat menghasilkan geothermal dengan kekuatan 300-400 Megawatt, belum lagi daerah lain sekitar Sarulla yg tidak jauh dari Danau Toba jelas menyimpan energi yg melimpah untuk diolah. Sebagai perbandingan, saat ini Indonesia memiliki 15 unit PLTP Geothermal dengan jumlah total kekuatan berkisar dibawah 1.000 MW, yg tersebar mulai dari Lumajang, Salak, Dieng, Kamojang, Darajat, Lahendong (Sulawesi), Sibayak (Sumatera), dll.. jelas tidak sebanding dengan jumlah total titik geothermal yg ada di Tapanuli Utara. Selain itu sumur geothermal di Tapanuli Utara relatif dangkal sehingga tidak memerlukan biaya lebih mahal untuk penggalian.

Saat ini tercatat hampir 50 titik geothermal yg tersebar di Kabupaten Tapanuli Utara dengan kekuatan rata-rata 200 Megawatt. Dan apabila semuanya dapat diolah dengan baik maka dapat kita hitung secara kasat mata semua PLTP di Indonesia jelas tidak bisa menyaingi kekuatan geothermal di Tapanuli Utara. Untuk itu sangat layak kita katakan bahwa Sarulla adalah geothermal terbesar di Indonesia bahkan dunia.

Listrik Sarulla Siap Didistribusikan Desember Mendatang (Dokumentasi Pribadi)

Selama kunjungan saya melihat proyek pembangunan sudah berjalan hampir 90% dan jika tidak ada kendala, maka PLTP tahap I 2016 akan mulai dioperasikan Desember mendatang, yg peresmiannya akan dilakukan oleh Presiden Jokowi. Kita hanya bisa menunggu semoga Sarulla dapat menjadi Geothermal terbesar sesuai takdirnya.

Salam..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline