Lihat ke Halaman Asli

Hijau Kampoengku

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_128902" align="alignnone" width="412" caption="Buah dari pohon yang tersisa"][/caption]

Duren Seribu, nama yang pas untuk kampoengku. Senang rasanya bisa tinggal ditempat ini. Kampoeng yang kaya akan alam, setiap tanaman tumbuh dengan subur, selain itu banyak terdapat kolam-kolam ikan (Empang) disini. Air tak pernah berhenti mengalir, tak jarang aku mandi di kali yang terletak di samping rumahku, masa kecil yang indah untukku. Senang rasanya dapat menikmati serunya bermain di sawah yang tak jauh dari rumahku, bagai si bolang yang sedang berperan dalam sinema, menjelajah alam bersama teman-teman. Aku masih mengenal dan tak jarang bermain permainan tradisional.

Hijau kampoengku...

Hampir disetiap rumah terdapat tanaman yang memproduksi buah tiap musimnya. Pohon sirsak, pohon rambutan, pohon mangga, pohon pepaya, pohon jambu, pohon durian, turut menghiasi halaman depan rumahku. Embun selalu hadir sebelum mentari pagi bersinar, sejuknya suasana pagi membuat semua orang tak enggan untuk memulai aktivitas sehari-hari.

Hijau kampoengku... Tak repot orang mencari lauk untuk makan, tak perlu khawatir mencari pelengkap lauk itu, karena  ikan-ikan berhamburan, lahan yang luas ditumbuhi banyak pohon sayur, semuanya sisediakan oleh alam, bagiku semua terasa begitu nyaman.

Wahai alam, aku senang dapat merasakan sejuknya saat bersamamu. Walaupun itu 12 tahun yang lalu...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline