Pandemi telah usai, anggap saja begitu. Karena masyarakat sudah melepas masker diruang publik, dan tidak ada pembatasan lagi dalam bersosialisasi. Namun dampak pandemi belum selesai. Salah satu dampak yang sangat berat adalah dampak ekonomi. Dampak ekonomi bisa kita lihat dari daya beli masyarakat yang menurun.
Pandemi adalah masalah global yang mempengaruhi kedaan kita, baik itu kedaan kesehatan maupun ekonomi. Dengan pandemi keadan kesehatan dan ekonomi kita terganggu. Kedaan tersebut tidak boleh membuat kita lebih terpuruk. Banyak pelajaran yang kita bisa ambil supaya kita bangkit. Salah satunya dari permainan sepakbola.
Demi kemenangan timnya pemain sepak bola berani menerima resiko terjatuh, walaupun terjatuh kesakitan. Selama dia sanggup dan mampu berdiri, pemain itu berdiri dan bermain lagi. Dari gambaran itu kita bisa megambil pelajaran bahwa ketika hidup kita jatuh secara ekonomi. Kita harus tetap berdiri dan bangkit (resiliensi).
Istilah resiliensi pertama kali dirumuskan oleh Jack and Jeanne Block yang disebut sebagai ego resiliensi (Klohnen, 1996). Masten (2006) mengungkapkan bahwa resiliensi merupakan payung konseptual yang mencakup banyak konsep terkait dengan pola adaptasi positif dalam hal kemampuan individu dalam mengatasi kesulitan hidup.
Berdasarakan teori resiliensi bahawa manusia harus mempunyai sikap ini dalam menghadapi permasalahan hidupnya. Adapun sikap tersebut adalah:
1. Determination
Memiliki tekad yang kuat bahwa hidup harus kembali pada situasi dan keadaan awal yang menurut kita baik.
2. Endurance
Memilki daya tahan terhadap situasi yang tidak menyenangkan atau sulit tanpa menyerah
3. Adaptability
Bersikap fleksibel serta memiliki banyak akal, untuk mengatasi lingkungan yang buruk dan menyesuaikan diri dengan kondisi yang berubah