Lihat ke Halaman Asli

Antara Introvert dan Ekstrovert: Bagaimana Lingkungan Membentuk Perilaku Kita

Diperbarui: 8 Januari 2025   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Ilustrasi Seorang Introvert (Sumber: Pexels/Cottonbro Studio)

Jauh ke belakang, aku sering mendapatkan "candaan" yang justru malah menyakiti perasaan. Aku lebih suka memaknai nya sebagai sebuah "ledekan". Intinya meledak yang dengan tidak sengaja dimasukkan untuk menyakiti orang lain.

Tapi aku percaya pasti orang tersebut tidak merasa jika dirinya sedang meledek orang lain. Namun, bagi sebagian orang yang menjadi penerima atau yang merasakan, mereka akan paham dengan kondisi demikian.

Karena terkadang perspektif seseorang itu berbeda-beda tergantung bagaimana cara mereka dalam menyikapi suatu hal dan tergantung pada kepribadiannya pula. Khusus untuk orang dengan kepribadian yang introvert mereka memang cenderung memandang suatu hal dengan hati-hati.

Hati-hati dalam hal ini adalah mereka selalu menganalisis dan memikirkan dengan baik respon dari orang lain yang diterimanya. Mereka akan sangat paham bagian mana yang mereka anggap bahwa itu menyinggung hati mereka atau tidak. Jadi berhati-hati jika sedang berhadapan dengan orang introvert jangan sampai dia merasa terlukai dengan ucapanmu.

Mungkin orang lain tidak sadar bahwa itu adalah sebuah ledekan. Tapi bagaimanapun setiap orang punya pengalaman dan pandangan yang berbeda terhadap dunia. Akan ada alasan mengapa seseorang tersinggung terhadap suatu hal, sementara orang lain menganggapnya biasa saja.

Sejak saat itu senyum ku menjadi semu, aku tumbuh dengan segala rasa takut mengarungi hidup dengan penuh ke ragu-raguan. Hingga akhirnya aku sampai pada titik dimana aku merasa aku tidak butuh bantuan orang, tidak butuh teman, dan tidak butuh apapun, mungkin itu yang dinamakan introvert.

Tapi dunia seolah berpihak kepadaku waktu itu. Dalam perjalanan ku menuju kedewasaan aku lebih banyak mendapatkan penghargaan dalam hidup. Lebih merasa dihargai dan dianggap ada, kepercayaan diri meningkat, hingga akhirnya aku berpikir, aku butuh orang lain di hidupku.

Memang manusia tidak bisa merubah kepribadiannya, tapi terkadang manusia bisa merubah perilakunya. Sampai saat ini aku masih menjadi seorang yang introvert, meski pada beberapa waktu aku pun bisa menjadi seseorang yang extrovert.

Hal ini ternyata bukan terjadi pada diri aku saja. Pada beberapa waktu aku pernah mengikuti sebuah kegiatan diskusi buku bersama dengan rekan lainnya di salah satu perpustakaan dalam kegiatan challenge 22 hari membaca buku.

Pada kesempatan tersebut aku diberikan kesempatan untuk memaparkan hasil kegiatan membaca singkat ku tentang buku yang aku baca yang berjudul "Seni Berhubungan dengan Orang Lain" karya Richard Templar kepada rekan lainnya. Pada intinya aku membahas terkait kepribadian ini bahwasanya menurut hasil bacaanku kepribadian itu sifatnya tetap dan tidak dapat berubah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline