Lihat ke Halaman Asli

Bagai Dihujam Besi Panas

Diperbarui: 28 Agustus 2024   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(pexels.com/Hunt on Photos Studio)

Kenyataannya memang begini, bagai dihujam besi panas 

Aku tak tahan bermain sandiwara dengan seseorang yang kucinta

Hati ini tak pernah tersenyum, selalu saja bersedih

Gelagat manjamu seakan membius ragaku yang tak berdaya ini

Hingga terperosok jurang asmara yang begitu kelabu

Hitam, semuanya nampak terlihat hitam

lilin-lilin kecil yang kita bina sedari dulu kini berangsur padam

Noktah hitam itu sudah menggerogoti jiwa yang malang ini

Tertindih beratnya sakit yang kau lukis di pelupuk mata ini 

Aku mencoba bertahan, nyatanya duri itu tak bisa aku keluarkan

Tubuhku terbakar api asmara yang bergelora

Maksud ingin menggenggam cinta

Malah racun tikus yang kau tawarkan

Sungguh hina diriku dihadapanmu

Bagai sampan yang terseret derasnya arus kepiluan

Aku putuskan untuk pasrah pada sebuah keadaan

Cukup ku rasakan sedikit kasih yang kau berikan

Kebanyakan hanya sakit hati yang kurasakan 

Kala kuingat masal lalu, kau sungguh perhatian dan penyayang 

Semuanya hilang terhalang tembok kebohongan yang menjulang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline