Lihat ke Halaman Asli

Ruslan Abdul Munir

Geospasial Enthusiast

Penginderaan Jauh di Indonesia: Tantangan, Kelemahan, dan Solusi

Diperbarui: 24 Agustus 2024   11:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pexels.com/Tomfisk

Penginderaan jauh, juga dikenal sebagai pengindraan jarak jauh atau indraja, adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek tersebut melalui sebuah wahana seperti pesawat udara dan satelit.

Penginderaan jauh memiliki berbagai aplikasi di berbagai bidang, seperti dalam pengelolaan lingkungan, sumber daya alam (SDA), manajemen bencana, hingga bidang kebudayaan. Pengumpulan data melibatkan sumber energi, rambatan energi melalui atmosfer, interaksi energi dengan penampakan di permukaan bumi, pengindra wahana pesawat terbang/satelit.

LAPAN (Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional) merupakan salah satu institusi yang berkontribusi dalam dunia penginderaan jauh di Indonesia. Secara umum peran LAPAN dalam mengelola data penginderaan jauh di Indonesia adalah berkontribusi dalam pemantauan sumber daya alam, pemantauan kebencanaan, serta pemantauan berbagai sektor strategis lainnya. 

Dalam perjalanannya penginderaan jauh setidaknya mendukung 6 poin tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGS). Data penginderaan jauh ini tentunya sangat membantu pemerintah dalam memajukan beberapa sektor salah satunya perekonomian Data penginderaan jauh dapat dimanfaatkan untuk asuransi pertanian. 

Data penginderaan jauh ini bisa digunakan untuk membuktikan atau klaim suatu petani, misalnya petani mengklaim adanya kegagalan panen karena banjir, dan ini bisa dibuktikan dan dicek oleh data satelit penginderaan jauh sehingga PT asuransi ini bisa membayarkan sesuai dengan klaim yang sudah ada dan terbukti bahwa klaim itu akibat adanya bencana alam. 

Selain contoh tersebut ada beberapa contoh lainnya yang dapat mendukung perekonomian masyarakat seperti aplikasi zona penangkapan ikan bagi para nelayan. Tak hanya itu perkembangan teknologi penginderaan jauh pun dapat dimanfaatkan dalam kegiatan analisis pajak, pemetaan daerah bencana, analisis lingkungan dan berbagai sektor strategis lainnya.

Di dunia penginderaan jauh masih banyak hal-hal yang  perlu dibenahi dalam rangka menyiapkan data geospasial dasar dan tematik. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwasanya data land cover atau turunannya yaitu land use merupakan data dasar yang dipergunakan dalam penginderaan jauh. 

Beberapa permasalahan yang mungkin terjadi dalam ketersediaan data tersebut salah satunya adalah kesalahan interpretasi. Apabila dalam pengolahan data tentunya akan menimbulkan berbagai kesalahan interpretasi dalam hal ekstraksi data karena memang filed sample masih minim sehingga interpretasi tidak akurat. 

Tetapi hal tersebut dapat kita atasi dengan cara sendiri seperti pada tahan ekstraksi kita harus memilih metode apa yang sesuai serta interpretasi kita harus lebih akurat menyesuaikan dengan tingkat akurasi pada data yang dipakai. Permasalahan lainnya terkait data penginderaan jauh adalah ketersediaan data. 

Di Indonesia sendiri perlu adanya ketersediaan data yang memadai dan open source tentunya agar pengimplementasian nya lebih efektif dan efisien. Tentunya ke depan teknologi penginderaan jauh harus lebih aplikatif serta penggunaannya harus merata tidak terbatas pada peneliti dan akademisi, tetapi masyarakat umum ke depannya bisa merasakan kecanggihan teknologi penginderaan jauh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline