Lemparan batu, kayu dan bunyi petasan saling beradu. Teriakan , makian hingga ucapan kotor terlontar . Dua kubu warga ( entah warga mana ? ) saling serang. Beringas.
Sementara warga yang tak tahu menahu yang berada disekitar lokasi malah kena imbas. Beberapa bagian rumah, kendaraan bermotor rusak kena benda yang dilempar. Suasana tegang dan menakutkan jelas mengganggu psikologi anak anak warga setempat yang hanya jadi tempat tawuran.
Tawuran antar warga di Kampung Rawa, kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat bukan cerita baru. Sejak beberapa dekade yang lalu, tawuran antar warga seperti penyakit kronis yang sulit disembuhkan. Dulu lokasi tawuran berada di sekitar pasar gembrong. Perang batu antar warga ini juga menggunakan senjata tajam seperti panah dan senapan angin yang sudah di modifikasi. Jangan ditanya korban yang jatuh di antara dua kubu. Nyawa melayang sia sia dan luka parah akibat kena batu, sabetan senjata tajam dan peluru senapan angin sudah banyak berjatuhan.
Sempat mereda karena sebagian warga yang terlibat direlokasi ke tempat lain. Namun belakangan ini tawuran kembali marak . Selama tahun 2016 , tawuran antar warga menjadi hal yang biasa terjadi. Perkaranya juga tak jelas.
Biasanya dimulai dengan pihak penyerang yang sengaja menyulut menggunakan lemparan petasan. Warga yang terpancing biasanya akan meladeni dengan lemparan baru dan senjata tajam. Waktu yang dipilih biasanya menjelang tengah malam ketika sebagian warga sudah terlelap tidur.
Dalam bulan Desember 2016 , sudah terjadi delapan kali tawuran di Kampung Rawa , berikut tanggalnya : 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31 Desember 2016 . Di awal tahun pada tanggal 1 Januari terjadi juga tawuran di jalan Kramat Jaya Baru.
Bukan Warga Setempat
Menurut pengakuan salah satu warga , pelaku yang terlibat tawuran bukan warga sekitar. “ Mereka seperti mencari tempat untuk tawuran, jadi tempat tawurannya bisa berpindah pindah “ . seorang warga juga menuturkan, pihak kepolisian sering kecolongan dan datang terlambat ketika tawuran sudah menjadi besar dan melibatkan banyak warga.
Bahkan menurut warga yang tinggal tak jauh dari lokasi tawuran. “Polisi pernah meleset menembakkan gas air mata sehingga malah nyasar ke lingkungan warga yang tak ikut tawuran , makanya ada warga yang protes “
Perkara tawuran di Jakarta seperti di Kampung Rawa memang menjadi masalah sosial yang sulit diselesakan. Pertemuan antar tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh kepemudaan dan tokoh pemerintahan setempat seringkali tak membuahkan hasil maksimal.
Pelaku tawuran acapkali menggunakan nama nama komunitas anak muda seperti, Golday, Lepoy, Gang T, Ghemval. Selain itu warga yang terlibat tawuran selalu saja bisa melakukan hal serupa tanpa ada tindakan tegas.