Lihat ke Halaman Asli

Rushans Novaly

TERVERIFIKASI

Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Awas, Sepertinya Ada Buble Blogger

Diperbarui: 3 Desember 2016   04:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : Acara pelatihan menulis untuk kelas blogger (doc:pribadi)

Blogger secara eksplisit memang belum bisa secara absah masuk dalam kategori “Profesi”. Walau ada beberapa blogger yang sudah memproklamirkan diri sebagai Full Blogger. Atau ada blogger  yang hampir setiap hari berkeliling ke banyak acara yang mengundang.  

Secara komunitas,  blogger memang telah tumbuh subur. Komunitas blogger seringkali tumbuh karena kesamaan passion menulis seperti Blogger Travel, Blogger kuliner, blogger transportasi, blogger teknologi. Atau kesamaan wadah menulis seperti  blogger kompasiana, blogger detik, blogger Indonesiana. Atau karena kesamaan gender seperti Emak Blogger, blogger laki. Atau karena kedekatan pertemanan , atau karena kesamaan visi misi. Berbagai macam alasan bisa menjadi lem perekat tumbuhnya komunitas blogger.

Untuk menjadi anggota ,cukup saling kenal dengan admin atau pengurus komunitas maka seorang blogger bisa menjadi anggota komunitas. Simpel dan mudah. Walau ada juga komunitas yang mensyaratkan hal yang lebih ketat dan formal seperti harus mengisi formulir data diri ,menyerahkan scan/fotocopy  dan mencantumkan peraturan tertulis yang harus dipatuhi para anggotanya.

Maka, lahirlah berbagai komunitas blogger di dunia maya dan dunia nyata. Pola hubungannya tak formal. Biasanya aplikasi media sosial menjadi alat informasi antar anggota. Bisa melalui grup WA, Facebook, Twitter, Instagram, Telegram dan beberapa aplikasi lainnya.  Ikatan keanggotan biasanya melalui keaktifan menulis  hingga rajin memberi komen, memberi informasi hingga melakukan chat di ruang grup maupun antar personal (japri).

Dari komunitas blogger inilah, banyak info kegiatan dan acara didapat para blogger. Mirip dengan anggota blog keroyokan macam kompasiana yang juga menumpukan kegiatan dan acara dari ketersedian informasi dari admin .

Secara prinsip, blogger (walau tak semuanya) membutuhkan acara dan kegiatan offline. Sebagai upaya untuk menambah pengalaman, ketajaman dan cara mereportase sebuah kegiatan.Apalagi saat ini banyak perusahaan, lembaga, institusi membutuhkan promosi, branding, penguatan issu yang bisa dilakukan blogger melalui tulisannya.

Bak cendawan dimusim hujan. Kegiatan yang membutuhkan blogger bertebaran diberbagai media. Para Event Organizer (EO)  seringkali menghubungi para admin atau pengurus komunitas untuk memenuhi kuota yang dibutuhkan. Cara seperti ini jauh lebih mudah karena tak repot repot harus mengirimkan email  satu per satu. Setiap komunitas blogger tinggal dijatah.

Nah, cara seperti ini cenderung rentan karena blogger (biasanya oknum) yang ikut acara seringkali tak menuliskan kegiatan yang diikutinya. Walau tidak secara eksplisit wajib menuliskan , sejatinya blogger harusnya menuliskan apa yang dilihat dan dirasakan ketika ikut acara.

Hal ini perlu, karena blogger memiliki fungsi untuk memberikan opini dan pandangan (experience) terhadap sebuah acara yang didalamnya ada pengenalan produk, jasa layanan hingga launcing sebuah aplikasi atau pengenalan sebuah acara pada khalayak dunia maya.

Blogger memang berbeda dengan media mainstream. Cara menulis, point of view hingga gaya bahasa seorang blogger memiliki ke-khasan yang berbeda dengan wartawan media. Yang lucunya ada juga  blogger yang menulis, plek... meng-copy paste rilis yang diberikan pihak EO. Yang model begini biasanya tak memiliki tanggung jawab atau tak memiliki ketrampilan menulis yang baik.

Apa yang dimaksud Buble Blogger ?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline