[Resensi Buku : Hidup yang Lebih Berarti]
Tak berlebihan bila seorang inspirator lahir dengan segudang ide’gila’. Tak terbayang bila apa yang dilakukan dengan ide itu. Banyak orang yang memperoleh manfaat. Atau paling tidak apa yang dilakukannya akan punya dampak positif.
Orang orang ini (yang dikisahkan dalam buku) lahir dalam ide yang bukan saja menarik namun kadang tidak terpikir sebelumnya. Merangkai ide dengan kerja cerdas dan kerja keras. Ide cemerlang barulah modal awal. Tanpa mengiringinya dengan kerja untuk menghidupkannya. Ide hanyalah seonggok pikiran yang belum punya manfaat.
Adalah buku’ Hidup yang Lebih Berarti’, sebuah buku yang berisi 20 kisah inspiratif yang digali dua puluh kompasianer dari berbagai daerah. Memotret detail ‘ide’ yang ada pada dua puluh orang yang telah menemukan jalan hidup yang berdaya .
Adalah program dayakan Indonesia yang digagas BTPN untuk menyiapkan orang yang menghadapi masa pensiun atau orang yang telah pensiun untuk tetap berkarya dan bermanfaat. Program Daya menjadi program BTPN untuk membina orang yang memiliki ketrampilan untuk bisa hidup lebih baik. Melalui bantuan dana, pelatihan ketrampilan hingga membuka jalan untuk memasarkan produk.
BTPN melihat sisi positif dari para pensiunan yang sebenarnya masih bisa tetap produktif. Dari upaya inilah BTPN memoles dan memilah’ orang biasa’ yang turut menjadi nasabahnya untuk tampil menjadi orang yang ‘tidak biasa’, bermanfaat bagi orang lain. Maka lahirlah buku inspiratif ‘Hidup yang Lebih Berarti’ .
Buku ini bukan buku biasa, isinya menyiratkan dan sekaligus menyuratkan apa yang terlewat dari pola hidup kita yang berjalan rutin. Saking rutinnya, banyak sisi kehidupan yang kadang tak termaknai dengan sempurna. Gagal melihat apa yang telah dilakukan orang yang telah memberikan inspirasi luar biasa. Kaca mata yang kita miliki terlalu ‘biasa’ menilai apa yang ‘tidak biasa’ dilakukan orang yang mungkin saja ada disekitar kita.
Bila membaca lebih detail , buku ini memiliki benang merah yang hampir serupa yang ditemukan pada setiap cerita. Benang merahnya adalah: karakter petarung dan karakter berbagi. Ya, karakter petarung dan karakter berbagi memang bukan dua mata sisi uang tapi kedua karakter inilah tulang punggung kedua puluh cerita yang akan memberikan inspirasi kepada pembacanya.
Dua puluh cerita ini dirangkai dalam banyak kisah yang tidak melulu tentang kisah lurus tanpa kendala. Berbagai hambatan menghadang, baik dari hambatan dana, hambatan ketrampilan ,hambatan jaringan pemasaran dan beberapa hambatan lainnya. Disinilah, kelebihan orang yang diangkat pada cerita ini. Hambatan yang menghadang tidak membuat surut kebelakang. Dengan tekad yang kuat dan semangat yang tak kenal menyerah, jadilah duapuluh orang ini berhasil memenangi permasalahan yang menghadang.
Kisah Petarung yang Mau Berbagi merupakan Ruh Buku Hidup yang Lebih Berarti
Buku setebal 190 halaman yang diterbitkan Elex Media Komputindo ini dicetak dengan warna terang. Kulit pada muka buku berwarna orange dengan tulisan mendominasi. Dibagian kata pengantar ,COO Kompasiana , Kang Pepih memberikan kata pengantar yang cukup apik dengan gaya bahasanya yang mengalir. Enak dibaca.