Lihat ke Halaman Asli

Rushans Novaly

TERVERIFIKASI

Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Sinetron Candra Kirana, Setting Lokasi yang Tidak Cermat

Diperbarui: 22 April 2016   07:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Banner Sinetron Candra Kirana - movienewstrailer.blogspot.co.id"][/caption]Bayangkan apa jadinya bila kita menyaksikan sebuah tayangan sinetron di televisi yang punya rating tinggi tapi ternyata si pembuat sinetron bekerja tidak cermat. Seolah membuat sebuah sinetron boleh asal jadi dan tak perlu profesional.

Sinetron sendiri di Indonesia pernah mengalami booming  diera dikenalkan jenis tayangan ini di televisi. Rumah produksi pun menjamur. Berlomba lomba memnbuat sinetron dengan berbagai tema. Episodenyapun kadang bisa menembus seribu episode. Punya masa tayang hingga lebih dari setahun.Seperti sinetron Tukang Bubur Naik Haji  dan Cinta Fitri.

Sinetron sendiri   mulai marak ketika televisi swasta mulai bermunculan pada awal tahun 1990. Ketika itu perfilman Indonesia juga mati suri. Bioskop didominasi film film Hollywood. Sinetron yang tayang di televisi lalu menjadi tayangan alternatif  yang disukai. Terutama para kaum hawa dan anak anak remaja.

Sinetron mirip dengan telenovela  , sebuah tayangan yang berasal dari negara negara Amerika Selatan . Lalu hadir pula sinetron yang berasal dari Korea selatan, China, Thailand  dan sekarang marak berasal dari Turki. Masyarakat Indonesia mudah sekali menyerap tayangan hiburan . Walau bila ditelesuri isi dari cerita hanya didominasi hiburan semata yang tidak mendidik. Bahkan , sinetron memiliki muatan kebencian yang berlebihan. Terutama tokoh antagonis yang dibuat begitu kejam, tidak manusiawi dan selalu menteror tokoh lainnya.

Sinetron Mendidik  VS Sinetron  ‘Arogan’.

Sinetron di Indonesia memang punya pencinta yang fanatik. Hiburan ini memang mempunyai daya tarik bagi masyarakat menengah kebawah.  Bebagai judul  sinetron jadi langganan dan menjadi bahan pembicaraan.  Sebagian besar booming dengan rating tinggi.

Sayangnya, rumah produksi seperti abai dalam membuat sinetron berkualitas. Entah karena ingin memenuhi selera pasar yang tak perduli dengan kualitas sinetron yang baik atau karena faktor bisnis semata. Diduga, para pemodal lebih menginginkan keuntungan finansial semata. Toh, sinetron hanyalah hiburan, penontonnya pun orang Indonesia yang tak perlu diberikan kualitas yang baik.

Jadilah, sinetron Indonesia yang dari banyak sisi dibuat tidak profesional. Mulai dari ide cerita yang aneh bahkan untuk sekedar menambah jam tayang atau jumlah episode isi cerita ditarik tarik layaknya karet sehingga sinetron semakin tidak masuk akal lagi. Konflik yang dibangun sudah melebihi tingkat kewajaran sebuah cerita. Belum  lagi karakter penokohan yang selalu di dzalimi (disikasa) atau mendzalimi (menyiksa).

Sehingga penonton disajikan penyiksaan baik dengan verbal , fisik dan psikologis.  Si Tokoh dengan kebencian tingkat tinggi setiap episode terus saja melakukan penyiksaan kepada tokoh lainnya. Berurai air mata penuh kesedihanlah para penonton dibuatnya.

Walau begitu patut diapresiasi beberapa sinetron yang berhasil mengambil hati para penonton namun punya muatan positif dan dibuat dengan teknik yang baik. Memang sinetron seperti ini jumlahnya sangat sedikit. Dan uniknya dibuat pada momen tertentu saja. Seperti sinetron ‘Para Pencari Tuhan’ (PPT) yang di buat tokoh film nasional , Deddy Mizwar yang saat ini menjabat sebagai Wagub Jawa barat.

Sinetron garapan Deddy Mizwar ini punya kualitas yang sangat baik. Dengan ide cerita yang baik didukung para pemain yang punya karakter dan kualitas. Sinetron yang punya nilai religi ini mampu memberikan alternatif tayangan sinetron yang punya nilai positif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline