Lihat ke Halaman Asli

Rushans Novaly

TERVERIFIKASI

Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Apa yang Dicari Ketika Gerhana Matahari Total

Diperbarui: 8 Maret 2016   18:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="peta gerhana matahari total , 9/3/16 | Sumber : Wikipedia.com"][/caption]

Hari Rabu (9/3/16) adalah hari yang penting bagi sebagian wilayah di Indonesia karena terkena peristiwa langit berupa gerhana Matahari total. Dalam beberapa menit sinar Matahari akan menghilang seperti saat malam hari. Peristiwa alam ini tentu menyedot perhatian bukan saja para ilmuan astronomi tapi masyarakat umum. Sebuah fenomena alam yang langka terjadi.

Langkanya peristiwa alam ini , bahkan di beberapa tempat didunia diperlukan waktu hingga 300 tahun untuk sekedar menyaksikan peristiwa gerhana matahari total. Beruntung, sebagian wilayah Indonesia tak perlu memerlukan waktu panjang. Dalam kelipatan kurang dari tiga puluh tahun gerhana Matahari total kembali dapat disaksikan.

Pada tahun 1983, Indonesia pernah mengalami gerhana Matahari total. Saat itu saya masih kanak kanak. Baru duduk dikelas dua SD. Saya masih ingat kehebohan orang untuk bersiap menghadapi gerhana Matahari total. Baskom air digunakan untuk melihat fenomena gerhana matahari karena santer disebutkan orang yang melihat gerhana matahari secara langsung (mata telanjang) akan mengalami kebutaan.

Mitos mitospun menjadi bahan pergunjingan. Dalam mitologi Jawa disebutkan raksasa bernama Batara Kala menelan matahari karena dendam kesumat terhadap Dewa Surya sehingga cahaya matahari lenyap. Di belahan dunia lainnya , diceritakan juga seekor naga langit telah berhasil ‘mengunyah’ Matahari . Maka , masyarakat tradisional zaman dahulu segera membuat kegaduhan dengan membuat bunyi-bunyian agar sang Batara Kala atau sang Naga langit mengeluarkan kembali Matahari dalam mulutnya. Percaya ?

Apa sih Gerhana Matahari

Bagi yang belum paham apa yang dimaksud dengan gerhana matahari ada baiknya saya jelaskan secara ringkas. Peristiwa gerhana matahari sejatinya hanyalah gejala saling menutupi antar benda langit. Bulan yang memiliki lintasan mengelilingi Bumi. Sebagai benda langit yang bergerak dalam garis edarnya . Pada suatu saat, Bulan bergerak tepat menghalangi Matahari dari Bumi. Peristiwa ini terjadi pada saat bulan mati. Maka dalam beberapa saat cahaya matahari terhalang dari sebagian wilayah bumi dan itulah yang disebut gerhana matahari.

Gerhana Matahari terbagi dua, gerhana Matahari total dan gerhana matahari cincin atau gerhana Matahari sebagian. Gerhana Matahari cincin terjadi apabila puncak kerucut bayangan Bulan tidak mencapai permukaan Bumi. Hal ini dapat terjadi karena jarak Bumi dan Bulan berubah ubah sesuai lintasan Bulan yang berbentuk elips.

Nah, pada saat gerhana Matahari cincin, Bulan nampak terlihat lebih kecil dari Matahari . Namun bila bayangan Bulan sepenuhnya jatuh dipermukaan bumi , maka itulah yang disebut gerhana Matahari total. Peristiwa gerhana matahari total menjadi kesempatan emas untuk melihat penampakan korona yang biasa disebut crown atau mahkota Matahari.

Uniknya, untuk melihat korona sekaligus menelitinya dilakukan ketika terjadi gerhana Matahari total. Korona sendiri adalah bagian terluar dari asmosfer Matahari yang dapat dilihat. Daerah paling luar dari korona menjangkau jauh ke angkasa menyerupai partikel yang tersembur dari Matahari. Nah karena kilau kromosfer maka mahkota Matahari tidak terlihat kecuali ketika terjadi gerhana Matahari total. Sebenarnya korona dapat dilihat kapan saja dengan menggunakan alat khusus tapi peristiwa gerhana Matahari total tetap menjadi pilihan untuk meneliti korona. Maka peneliti dari NASA sibuk mendatangi wilayah Indonesia yang terkena gerhana Matahari total, termasuk peneliti dari negara lain.

Benarkah Melihat Gerhana Matahari bisa Membuat Mata Buta ?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline