Lihat ke Halaman Asli

Rushans Novaly

TERVERIFIKASI

Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Kenapa Memilih Sarinah?

Diperbarui: 15 Januari 2016   07:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Para Pemburu Berita terus meng-Update dari lokasi kejadian | Sumber : Liputan6.com"][/caption]

Jakarta kembali diserang teroris. Sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab melakukan aksi kejinya menjelang Kamis siang (14/1) di dekat pusat perbelanjaan Sarinah. Korban tewas dan korban luka dari pihak aparat kepolisian dan warga sipil berjatuhan. Tercatat lima terduga pelaku teroris, satu anggota polisi dan satu warga sipil menjadi korban tewas . Sedang korban luka berjumlah kurang lebih dua puluh orang.

Jakarta siaga satu. Pihak kepolisian dan TNI bekerja keras mengungkap motif pelaku. Mengendus jaringan yang terlibat hingga memastikan seluruh Jakarta aman terkendali. Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan pusat bisnis memang menjadi ikon yang paling menarik untuk menjadi sasaran para teroris. Efek kejut dan efek beritanya bisa dipastikan akan mengguncang dunia internasional.

Bila selama ini pola serangn teroris ditujukan ke titik serang yang ‘berbau’ Amerika serikat dan sekutunya Australia. Kali ini pola serangnya berada di jalan utama disekitar Sarinah. Pola serangnya memang mirip dengan gaya teroris Prancis. Walau bedanya teroris di Sarinah tak melakukan penembakan massal .

Sarinah sebuah ikon Sejarah

Pusat perbelanjaan Sarinah dibangun ketika masa Presiden Soekarno berkuasa. Bangunan paling modern di zaman Soekarno ini dibangun pada tahun 1963 . Dibangun setinggi 74 meter dengan lima belas lantai.

Saat itu Sarinah adalah ikon dan pamor gedung pencakar langit pertama yang dibangun di Jakarta. Bahkan eskalator pertama di Indonesia berada di Sarinah ini. Mengambil nama seorang wanita yang dipercaya sebagai salah seorang pengasuh Soekarno ketika  kanak kanak . Pusat perbelanjaan Sarinah menjadi trensetter shopping.

Mengambil lokasi sangat strategis. Diujung jalan kawasan elit menteng. Sarinah memang dibangun dekat kawasan pemukiman elit menteng. Apalagi disekitar menteng saat itu belum ada pusat perbelanjaan modern.

Megaria atau Metropole di persimpangan Jalan Diponegoro memang lebih dulu terkenal. Tempat nonton paling keren di Jakarta ketika era tahun enam puluhan itu ternyata tak terlalu luas untuk dijadikan pusat perbelanjaan modern. Maka lokasi pusat perbelanjaan modern dipilih di ujung jalan Menteng yang saat ini menjadi jalan MH Thamrin.

Sarinah sendiri dibangun sebagai upaya Jakarta berbenah karena Asian Games di Jakarta. Bila melihat waktu pembangunan Sarinah, Hotel Indonesia, Semanggi hingga Gelora Bung Karno dibangun pada masa yang bersamaan.

Jalan besar yang menghubungkan kawasan harmoni dan kebayoran dibangun, Jalan yang kelak menjadi Jalan utama MH Thamrin dan Jalan Jenderal Soedirman. Landskap Jakarta modern memang telah direncanakan sejak zaman Soekarno. Poros jalan utama juga dibangun melintang dari kawasan timur di Pangkalan udara Halim hingga kawasan barat di Grogol yang kelak menjadi jalan Jenderal Gatot Subroto dan Jalan S Parman .

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline