Lihat ke Halaman Asli

Rushans Novaly

TERVERIFIKASI

Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Lelaki Tua Ini Memberikan Pelajaran

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Laki laki tua ini biasa dipanggil engkong. Laki laki sederhana yang setiap hati mendorong gerobak sederhana yang berisi kue kue pasar. Tanpa mengenakan alas kaki ia berkeliling kompleks perumahanku yang cukup luas.Tanpa rasa lelah apalagi putus asa , engkong berkeliling pada pagi hari hingga menjelang siang lalu pulang berisitirahat sejenak sebelum pada sore harinya  berkeliling kembali. Seperti itu setiap harinya.

Kue kue yang ia jajakan hasil buatan sendiri, istrinya juga ikut membantu membuat kue walau engkonglah sang kreator. Kue kue itu boleh jadi matapencarian utama keluarganya. Ia tak mempunyai pekerjaan lain selain berjualan kue keliling. Enkong tak perduli hari panas maupun hujan,ia  jalan terus. Berhenti berjualan akan menghentikan dapurnya mengebul alias tak ada pemasukan untuk keluarganya.

Mungkin disekitar kita banyak orang yang seperti engkong. Berjualan dari rumah ke rumah mengais rezeki yang mungkin tak seberapa itu. Tapi tahukah, orang seperti engkong mempunyai cita cita mulia yang luar biasa. Tahu cita citanya ? Ia ingin anaknya bersekolah hingga jenjang tertinggi. Dua putrinya kini duduk di bangku SMP dan SMA. Hebatnya , ini yang membuat aku terkagun kagum. Engkong meyekolahkan anaknya di sekolah yang bermutu. Ia walaupun hanya lulusan SD, bisa tahu mana sekolah berkualitas dan yang tidak. Tentu konsekuensinya , sekolah itu berbiaya cukup mahal.

Asal tahu saja di daerah kami di perbatasan terpencil ini sekolah negeri rata rata bermutu rendah (maaf bila aku terlalu subyektif). Jadi bila ingin sekolah berkualitas  harus mendaftar di sekolah swasta yang bonafid yang biaya jauh lebih mahal dan letaknya juga cukup jauh.

Engkong memang bercita cita tinggi untuk anak anaknya. Dengan hasil berjualannya engkong dan istrinya tetap yakin  bisa membiayai kedua putrinya itu.Engkong tidak meminta minta untuk diberikan bantuan biaya pendidikan, Ia juga tak ingin mendapatkan kartu pintar atau kartu kartu bantuan lainnya. Selagi ia masih diberikan kesehatan ia akan mencari rezekinya sendiri.

Sangat kontras dengan apa yang terjadi dibanyak masyarakat kita yang lain. Tidak punya cita cita pendidikan yang baik untuk anak anaknya. Pendidikan hanyalah kebutuhan nomor terakhir.  Sudah begitu, orang orang ini selalu mengeluh dan merasa tidak pernah dibantu . Inginnya mendapatkan bantuan orang lain tanpa mau berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Kalau pun mendapatkan bantuan biasanya tidak dipergunakan untuk kebutuhan yang diminta tersebut malah habis untuk membeli sesuatu yang kurang berguna.

Engkong adalah potret nyata sebuah kemandirian, keuletan dan keinginan untuk maju. kalau saja sebagian besar masyarakat Indonesia seperti engkong dan istrinya mungkin pemerintah tak perlu bekerja keras (kalo bekerja keras juga ?) , Indonesia akan segera makmur dan sejahtera.

Sebuah inspirasi yang berguna bisa datang dari siapa saja. Tak perlu melihat kasta, jabatan , ekonomi apalagi rupa fisiknya. Bila itu baik ambillah...walau aku yang menulis cerita ini...baca saja semoga berguna...

Adiyasa, 08/10/14. Sesaat Sebelum berangkat menuju Bali.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline