Lihat ke Halaman Asli

Salam Perpisahan di Pintu Boarding Stasiun Kereta

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika saya kecil dulu, stasiun dekat saya tinggal di daerah Bandung, adalah tempat yang enggan saya datangi.  Sangat rawan dan tentu saja kumuh. Banyak terjadi perkelahian di sana, terkadang gembel pun bebas berlindung di bawah atapnya,  dan yang mengerikan sih, banyak sekali bencong berkeliaran. Stasiun seperti menjadi tempat tidak bertuan, atau semacam menjadi Mexico City dalam film cowboy, daerah yang tanpa hukum. Atau, ketika beranjak remaja, saya sering mengistilahkannya dengan Bronx yaitu sebuah daerah “keras” di Amerika sana. Ya, seperti itulah miniatur Indonesia menurut saya, tanpa upaya mempertegas identitias sehingga akhirnya sebuah wilayah seperti tidak bertuan.

Nah, itu cerita dahulu kala untuk kondisi stasiun (kalau kondisi Indonesianya sih sepertinya masih sama dan bahkan sudah melebihi kondisi stasiun jaman dulu, hehe). Kondisi berbeda bisa anda rasakan sekarang jika datang ke stasiun. Identitas menjadi hal yang penting bagi Anda. Karena syarat utama masuk stasiun adalah mempunyai karcis dan, karcisnya harus sesuai identitas. Anda akan dihentikan di pintu boarding stasiun untuk dimintai identitas dan kemudian dicocokkan dengan nama di tiket Anda. Pintu boarding stasiun kereta menurut saya adalah sebuah representasi  perubahan di PT KAI. Ia sedang menegaskan identitas keberadaannya. Identitas menjadi penting untuk menentukan pengaruh yang akhirnya menjadi sebuah kewibawaan institusi. Ini nih, yang saya sebut perubahan mendasar. PT KAI sedang menegaskan teritorinya yang selama ini hilang entah kemana. Ketika itu sudah terwujud, maka menurut saya, PT KAI sedang membangun budaya baru bagi kehidupan masyarakat kita. Budaya taat aturan dan juga bersikap tertib dalam menggunakan sarana publik. Bisa? Ternyata bisa, asal ada kemauan dari pemimpinnya. Dalam hal penegakan wibawa institusi ini, faktor leadership memang sangat utama.

Pintu boarding menjadi jalan menuju perubahan selanjutnya dan sekaligus menjadi gerbang perpisahan bagi gambaran stasiun masa lalu di benak saya. Karena ternyata ketika masuk ke dalam stasiun, wuih, sudah banyak perubahan di sana. Bahkan fasilitas kecil puh menjadi perhatian, ya, fasilitas charging corner (tempat cas hape). Sebuah fasilitas yang menurut saya, pada zaman ini sangat vital  dan selalu saya cari di fasilitas umum lainnya, tapi banyak sekali yang nihil alias ga ada. Well done!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline