Saat ini, kita berada di era Revolusi Industri keempat yang dikenal dengan Revolusi Industri 4.0. Ini merupakan era inovasi disruptif, dimana inovasi ini berkembang sangat pesat, sehingga mampu membantu terciptanya pasar baru. Inovasi ini juga mampu mengganggu atau merusak pasar yang sudah ada dan lebih dahsyat lagi mampu menggantikan teknologi yang sudah ada.
Menghadapi tantangan yang besar tersebut maka pendidikan dituntut untuk berubah juga. Termasuk pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Era pendidikan yang dipengaruhi oleh Revolusi Industri 4.0 disebut Pendidikan 4.0 yang bercirikan pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajaran atau dikenal dengan sistem siber (cyber system). Sistem ini mampu membuat proses pembelajaran dapat berlangsung secara kontinu tanpa batas ruang dan batas waktu.
Sebagai garda terdepan dalam dunia pendidikan, guru harus meng-upgrade kompetensi dalam menghadapi era Pendidikan 4.0. Peserta didik yangdihadapi guru saat ini merupakan generasi millenial yang tidak asing lagi dengan dunia digital. Peserta didik sudah terbiasa dengan arus informasi dan teknologi industri 4.0. Ini menunjukkan bahwa produk sekolah yang diluluskan harus mampu menjawab tantangan industri 4.0.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi guru di bidang pendidikan, hadirlah SEAMEO yang menawarkan bentuk belajar yang sangat menarik dan inovatif. Apa itu SEAMEO ? SEAMEO atau The Southeast Asian Ministers of Education Organization (Organisasi Menteri Pendidikan Asia Tenggara) adalah organisasi antar pemerintah regional yang didirikan pada tahun 1965 di antara pemerintah negara-negara Asia Tenggara untuk mempromosikan kerja sama regional dalam pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya di wilayah tersebut. Sebagai sebuah organisasi yang terus mengembangkan kapasitas manusia dan mengeksplorasi potensi masyarakat sepenuhnya, SEAMEO mempertahankan pekerjaan dan aspirasi untuk pembangunan bersama masyarakat di wilayah ini untuk membuat kehidupan yang lebih baik dalam kualitas dan kesetaraan dalam pendidikan, pendidikan kesehatan preventif, budaya dan tradisi, teknologi informasi dan komunikasi, bahasa, pengentasan kemiskinan dan pertanian serta sumber daya alam. Pembuat kebijakan tertinggi pada organisasi ini adalah SEAMEO Council, yang merupakan menteri pendidikan dari 11 negara Asia Tenggara, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam. Sekretariat SEAMEO terletak di Bangkok, Thailand.
SEAMEO yang di Indonesia bernama SEAMOLEC (SEAMEO Regional Open Learning Centre) yang ada di bawah Kementerian Pendidikan Nasional. SEAMOLEC banyak membuka pelatihan yang sangat berguna bagi guru, pemerhati pendidikan atau semua orang yang ingin etrus berkembang lebih baik dalam memanfaatkan perkembangan teknologi. Salah satunya yang telah saya ikuti dalam kegiatan Virtual Coordinator Indonesia (VCI) Batch 3 wilayah Jawa Tengah 1 grup 28. Kegiatan ini merupakan perdana yang saya ikuti, walaupun sebenarnya sudah lama mendengar nama SEAMEO. Yang menarik adalah setelah mengikuti kegiatan ini, peserta akan mendapat sertifikat bertaraf internasional yang sangat berguna dalam kenaikan pangkat. Bagi saya itu penting, siapa sih yang tidak ingin dapat sertifikat bertaraf internasional, namun yang jauh lebih penting adalah mendapat pengalaman dan ilmu baru.
Bagaimana Bentuk Kegiatannya ?
Gambaran singkatnya adalah peserta saling berbagi pengalaman secara online tentang apa yang akan, sedang, dan telah dilakukan, sesuai dengan bidang masing-masing. Setiap peserta harus bertugas sebagai presenter (pemateri), host, dan moderator yang maisng-masing sebanyak dua kali. Untuk bisa melaksanakan semuanya, peserta bisa memilih waktu sendiri pada sesi-sesi yang disediakan, yaitu sesi 1 sampai sesi 8. Kesemuanya berada di bawah koordinasi seorang instruktur.
Sebelum tampil sebagai presenter, peserta harus membuat flyer berisi tentang info materi, waktu pelaksanaan, siapa host dan moderatornya. Ini adalah salah satu ketrampilan yang harus dimiliki setiap peserta selain juga harus bisa membuat absen online, membuat materi yang diunggah ke internet, serta membuat laporan secara online berupa link video yang sudah diunggah di youtube. Seluruh kegiatan dilakukan secara online melalui grup WhattsUp.
Pada kesempatan pertama tampil sebagai presenter, aya mengangkat tema "Ulangan Kreatif dengan Zipgrade" pada tanggal 1 Maret 2019 di sesi 4. Materi berisi pengalaman saya memanfaatkan aplikasi Zipgrade untuk mengoreksi soal ulangan siswa secara efektif karena bisa di scan menggunakan HP dan tersimpan di dalamnya. Salah satu tugas guru adalah mengadakan evaluasi. Salah satu hal yang "kurang" disukai guru adalah mengoreksi, apalagi kalau harus mengoreksi kelas pararel. Nah, Zipgrade hadir untuk memudah tugas itu. Lebih praktis dan efisien. Inilah yang saya share dalam kegiatan online kepada guru-guru se Jawa Tengah. Banyak tanggapan yang disampaikan peserta.
Lebih lengkap bisa dilihat di video berikut ini.
Pada kesempatan online kedua, Saya menyampaikan materi tentang "Belajar Asyik dengan Komik" pada tanggal 5 Maret 2019 di sesi 3. Di sini dipaparkan pengalaman saat memanfaatkan komik dalam pembelajaran sejarah. Selama ini siswa "malas" jika disuruh membaca buku materi sejarah. Alasanya beraneka ragam, mulai dari tidak menarik, terlalu banyak hafalan, menghafalkan tokoh, tanggal peristiwa dan lain-lain. Karena pelajaran sejarah memang identik dengan pelajaran yang menekankan aspek kognitif (pengetahuan). Nah agar siswa lebih tertarik membaca buku materi sejarah, maka saya memberikan tugas membuat Komik Sejarah yang kunci utamanya adalah siswa harus membaca terlebih dahulu buku materi sejarah. Untuk membuat komik ini penulis menggunakan software Comic Life3. Siswa diarahkan membuat komik sejarah di materi sejarah kelas 11 IPA. Hasil akhirnya adalah mereka harus mencetak komik sejarahnya. Tujuan penggunaan komik adalah memberikan kesan yang berbeda saat belajar sejarah, selain itu untuk memberikan pengalaman baru berupa life skill membuat komik.