Lihat ke Halaman Asli

Rusdi Mustapa

Guru sejarah yang suka literasi, fotografi, dan eksplorasi

Eksotisme Candi Ratu Boko

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yogyakarta. Tentu sudah tidak asing lagi Anda mendengarnya. Ya, Yogyakarta terkenal memiliki berbagai objek wisata menarik. Mulai dari wisata edukatif, aneka wisata alam, sampai wisata sejarah.

Berbicara  tentang wisata sejarah, apa yang terlintas di benak Anda? Candi Prambanan? Ya, Prambanan memang merupakan candi yang masyur di kalangan pecinta wisata Yogyakarta. Namun, apakah Anda sudah mengetahui sebuah candi yang tidak kalah menarik bernama Candi Ratu Boko?

Hal ini jugalah yang mendorong penulis dan teman-teman guru sejarah karesidenan Surakarta melangkahkan kaki mengunjungi salah satu peninggalan nenek moyang yang agung ini. Kunjungan yang dilakukan selain untuk sarana refreshing dari rutinitas mengajar juga untuk menambah pengetahuan seputar peninggalan bangunan sejarah.

Ya. Kompleks candi ratu Boko merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini terletak sekitar 3 kilometer arah selatan Candi Prambanan. Candi Ratu Boko dibangun pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran yang merupakan salah satu keturunan Wangsa Syailendra.

Candi yang  berada di 196 meter di atas permukaan air laut ini pertama kali ditemukan pada tahun 1790 oleh Van Boeckhlotz. Meski sudah ditemukan, namun baru seratus tahun kemudian dilakukan penelitian serius terhadap candi ini. Candi ini kemudian dipublikasikan dalam buku Keraton van Ratoe Boko.

Para ahli sejarah mengatakan bahwa candi ini pada zamannya memiliki beragam fungsi. Antara lain sebagai benteng keraton, tempat ibadah, dan juga gua.

Candi yang keseluruhan areanya memiliki luas 250.00 meter persegi ini terbagi menjadi empat bagian. Yakni tengah, barat, tenggara, dan timur. Bagian tengah terdiri dari bangunan gapura utama, lapangan, candi pembakaran, kolam, batu berumpak, dan paseban.

Bagian tenggara terdiri dari pendopo, balai-balai, tiga buah candi, kolam, dan kompleks keputren. Pada bagian tenggara ini Anda juga bisa menemui sebuah sumur bernama Amerta Mantana yang berarti air suci.

Sedangkan di bagian timur candi, terdapat kompleks gua, stupa Budha, dan kolam. Kemudian di bagian barat Anda akan menemukan perbukitan yang sangat cocok untuk dijadikan tempat beristirahat saat lelah setelah mengelilingi kompleks Candi Ratu Boko ini.

Candi yang terletak sekitar 17 kilometer sebelah timur Kota Yogyakarta ini memiliki keistimewaan-keistimewaan yang tidak dimiliki oleh candi-candi-candi lain di Yogyakarta dan Jawa tengah.Jika candi-candi Yogyakarta dan Jawa Tengah pada umumnya hanya diperuntukkan sebagai temapat ibadah, Candi ratu Boko memiliki sifat profan yang ditunjukkan dengan keberadaan keputren dan paseban.

Keistimewaan lain, di Candi Ratu Boko ini tampak perpaduan kebudayaan Hindu dan Budha. Hal ini tampak dari keberadaan patung Lingga dan Yoni, Arca Ganesha, serta lempengan emas yang bertuliskan Om Rudra ya namah swaha.

Dari lempengan emas tersebut, tersirat suatu bentuk pemujaan terhadap Dewa Rudra, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Dewa Siwa. Hal ini menunjukkan bahwa Rakai Penangkaran sang pendiri candi yang beragama Budha mempunyai toleransi tinggi terhadap warganya yang beragama hindu.

Jika Anda berjalan-jalan di salah satu bagian candi, tepatnya di Plaza Andrawina, dan Anda menghadap penghujung maka akan tampak pemandangan cantik Kota Yogyakarta dan Candi Prambanan dengan Gunung Merapi sebagai background nya.

Segera datang dan nikmati eksotisme sejarah yang kental dari Candi Ratu Boko!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline