Lihat ke Halaman Asli

Rusdi El Umar

Guru di SMPN 1 Batang-Batang

Ngaji Riyadhus Shalihin: Tobat Penebus Dosa

Diperbarui: 3 Januari 2022   10:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KH A. Hanif Hasan (Dokpri)

Pengajian Riyadhus Shalihin yang diprakarsai oleh IAA (Ikatan Alumni Annuqayah) tiga kecamatan (Kota Sumenep, Batuan, dan Kalianget), kali ini ditempatkan di kediaman Dr. Aziz En, senioritas alumni Annuqayah, Ahad, 2 Januari 2022. Pengajian ini merupakan kelanjutan dari waktu-waktu sebelumnya, dimana hari sebelumnya ditepatkan pada hari Jum'at. Pengajian yang diampu oleh KH A. Hanif Hasan, pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah, Sumenep, Jawa Timur, membahas terkait dengan tobat sebagai penebus dosa. 

(Dokpri)

Di dalam kitab Riyadhus Shalihin yang dikaji setiap bulan ini, sebuah Hadis, dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, "Barang siapa yang bertobat sebelum terbit matahari setelah terbenamnya, maka Allah swt menerima tobatnya." (HR. Muslim). Hadis ini menunjukkan bahwa Allah swt menerima tobat seorang hamba yang berbuat dosa setelah menyadari bahwa perbuatannya adalah keburukan yang disesali dan tidak akan diulang lagi. 

Di dalam KBBI dijelaskan bahwa tobat adalah sadar dan menyesal akan dosa (perbuatan yang salah atau jahat) dan berniat akan memperbaiki tingkah laku dan perbuatan; kembali kepada agama (jalan, hal) yang benar; dan jera (tidak akan berbuat lagi). Dalam Al-Quran Allah swt berfirman, "Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung" (QS. An-Nur: 31). Keberuntungan dari para pendosa adalah ketika sadar bahwa dirinya telah berbuat salah kemudian berusaha untuk bertobat dan memperbaiki kesalahan. 

Masih di dalam kitab Riyadhus Shalihin, halaman 11 dan seterusnya, Hadis Nabi lainnya, dari Abu Musa Abdullah bin Qais al-Asy'ari, Rasulullah saw bersabda, "Allah swt merentangkan tangan-Nya (menerima tobat) di malam hari terhadap orang yang berbuat jelek di siang hari jika bertobat. Begitu juga merentangkan tangan-Nya di siang hari terhadap perbuatan dosa di malam hari, hingga matahari terbit setelah terbenam." (HR. Muslim). 

Sementara di Hadis yang lain di kitab yang sama, dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khattab, Nabi Muhammad saw bersabda," Innallaha 'azza wajalla yaqbalu taubatal abdi ma lam yughargir, sesungguhnya Allah 'azza wajalla mengabulkan tobat seorang hamba selama napas belum di tenggorokan." (HR. Turmizi, Hadis Hasan). Hadis ini menjelaskan bahwa selama seseorang masih hidup dan ada kemauan untuk tobat, maka saat itu pula Allah swt menerima tobat hamba tersebut. 

Tobat adalah salah satu ibadah yang sangat disukai oleh Allah swt. Setiap manusia dapat dipastikan berbuat kesalahan atau dosa, maka sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah melakukan pertobatan. Sebagai bentuk ibadah, bagi orang yang bertobat akan mendapatkan nilai kebaikan. Namun, tobat yang dimaksud adalah tobat yang sebenarnya. Di dalam bahasa agama (Islam) disebut sebagai taubatan nashuha, yaitu tobat yang sesungguhnya dan sebenar-benarnya. Menyesal dengan sebenar penyesalan, dan berniat untuk tidak melakukan lagi perbuatan dosa tersebut.

Kiai Hanif sebagai pengampu pengajian ini berharap bahwa pengajian ini memberikan hikmah kepada diri kita semua agar berusaha dan berupaya untuk terhindar dari perbuatan dosa. Atau jika kemudian kita terjerumus ke jurang dosa, maka saat itu juga kita bertobat dan menyesal atas perbuatan dosa tersebut.

Wallahu A'lam bis-Showab! 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline