Lihat ke Halaman Asli

Rusdi El Umar

Guru di SMPN 1 Batang-Batang

Mimpi: The Flower of Sleeping-5

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mimpi: The Flower of Sleeping-5

Non, udah lama kamu gak nyambangi tidurku. Kok, rasanya ya jadi gak enak gitu. Ada semacam rasa rindu. Atau mungkin rasa penasaran, kok begitu lamanya kamu tak jadi tamu dalam tidurku. Padahal rindu ini terlarang. Dan kangen ini tidak diijinkan. Lho kok?

Meskipun kamu Non, bukan siapa-siapanya aku, pun tidak istimewanya aku, tapi jika lama tak datang, jadinya kangen juga. Aih,,,what heppen with me? Ataukah emang begitu adanya? You and me are just friend, no more.

Terkadang aku berhayal. Berhayal mimpi tentang dirimu, Non. Boleh tah? Hihii,,,jadi gak enak nih. Katanya gak ada hubungan apa-apa, kok masih menghayal sih? Entah, I don't know. Tetapi hayalan ini juga sebatas mimpi, tak lebih tak kurang, pas gitu. Kayak iklan POM bensin aja, pasti pas!

Kadang aku rindu kamu datang. Ya, benar, hanya dalam mimpi. On my dream only. Membawa sekuntum kembang, rekah senyum manismu (yang hanya ada dalam mimpi, gak di kenyataan), tergores dalam ruang impiku. Idih, romantis amat. Ya iyalah, kan hanya mimpi? Mumpung mimpi masih gratis. Eh, tunggu Non, apa kamu juga lama gak ngimpiin aku? Hiks, what question is it?

Ya, begitulah. Keseringan juga kadang bosan, jika gak sama sekali jadi kerinduan. Jadi serba salah. Aku pastikan saat ini benar-benar berharap, kamu Non, datanglah dalam mimpiku. Jangan di dunia nyata ya? Karena Nona, hanya indah dalam hayal, mimpi yang berkepanjangan.

Dream, where are you? Dimana kamu berada? Mengapa, setelah sekian lama tak datang, Engkau bikin aku rindu? Non, jangan maknai rinduku lebih. Lebih dari sekadar mimpi. Jangan, jangan artikan yang bukan-bukan. Bukan mimpi maksudku. Karena Engkau Non, dunia mimpiku untuk selamanya.

Maka, mengalirlah sang waktu. Terus merangkak, melewati malam-malam yang gigil. Sendiri aku memeluk mimpi. Eh, maksudku, memeluk sepi. Tanpa kehadiran mimpi. Non, inginku mimpiin kamu seperti yang sudah-sudah. Tidak lagi, ya gak datang lagi. Teman tidur pun lesap, go out, entah kemana.

Untuk apa? Ya, benar katamu. Untuk apa mengharap mimpi? Aku bukan siapa-siapanya kamu. Pun kamu, Non, bukan siapa-siapanya aku. Untuk apa berharap mimpi? Jika hanya sekadar mimpi, bukan dream comes true, maka tidak usahlah berharap mimpi.

Benar juga Non. Untuk apa aku berhasrat mimpi. Jika mimpi itu hanya sekadar mimpi. Datang hanya dalam tidur, dan lenyap saat terjaga. Ya, hanya membuat hati ini semakin tak berdaya. Menolak mimpi, hem apa ya? Menolak nyata, so psti! Biarlah, biar saja mimpi itu pergi, toh pada saatnya nanti, mungkin, ia akan datang kembali.

Non, kamu lama juga kan gak mimpiin aku? Selama aku gak ngimpiin kamu. Hiks, untuk apa hanya saling ngimpi, jika tidak 'ya' dalam dunia nyata? Tunggu dulu, aku justru tidak suka dalam real life, but I like just on dream. Ya, karena you are not nice on the real. Itu saja!

Smp, 20/03/2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline