Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan Sebagai Sarana Pembentukan Demokrasi

Diperbarui: 27 Desember 2024   09:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pribadi

Pendidikan memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk masyarakat yang demokratis. Dalam konteks negara demokrasi, pendidikan tidak hanya berfungsi untuk mentransfer pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk karakter dan memperkuat nilai-nilai demokrasi. Oleh karena itu, pendidikan memiliki peran strategis dalam membangun masyarakat yang sadar akan hak dan kewajiban, serta berpartisipasi secara aktif dalam proses pemerintahan. Di Indonesia, pendidikan menjadi salah satu pilar penting dalam menciptakan pemerintahan yang berlandaskan pada prinsip-prinsip demokrasi.
Seiring dengan berkembangnya demokrasi, pendidikan juga harus mampu menanamkan pemahaman tentang pentingnya hak asasi manusia, kebebasan berbicara, serta perlunya partisipasi aktif dalam kehidupan politik. Sebuah masyarakat yang terdidik akan memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai proses demokrasi dan bagaimana cara berperan dalam menentukan arah kebijakan negara. Melalui pendidikan, generasi muda tidak hanya diajarkan untuk menjadi individu yang cerdas, tetapi juga menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan memiliki kesadaran sosial.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh UNESCO (2015), sistem pendidikan yang inklusif dan berbasis pada prinsip-prinsip demokrasi mampu meningkatkan kualitas partisipasi warga negara dalam berbagai aspek kehidupan politik dan sosial. Penelitian ini menunjukkan bahwa negara dengan tingkat partisipasi pendidikan yang tinggi cenderung memiliki tingkat partisipasi politik yang juga tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan yang mempromosikan kesadaran demokrasi dapat menciptakan masyarakat yang lebih aktif dalam pengambilan keputusan politik.
Lebih jauh lagi, pendidikan sebagai sarana pembentukan demokrasi juga berperan dalam membangun toleransi dan menghargai keberagaman. Di Indonesia, yang memiliki keragaman budaya, agama, dan suku bangsa, pendidikan berperan penting dalam menanamkan sikap saling menghormati dan bekerjasama di antara warga negara. Sebuah riset yang dipublikasikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2019) menunjukkan bahwa pendidikan berbasis pada nilai-nilai kebhinekaan dapat mengurangi potensi konflik sosial dan meningkatkan kohesi sosial dalam masyarakat.
Pentingnya pendidikan dalam pembentukan demokrasi juga tercermin dalam kurikulum pendidikan yang harus mengintegrasikan nilai-nilai demokrasi, seperti kebebasan berpendapat, keadilan, dan kesetaraan. Di Indonesia, kurikulum pendidikan yang telah disusun sejak beberapa tahun terakhir semakin berorientasi pada penguatan nilai-nilai demokrasi, terutama dalam pendidikan kewarganegaraan. Penelitian oleh Hidayat et al. (2020) mengungkapkan bahwa kurikulum yang menekankan pada demokrasi dan hak asasi manusia dapat meningkatkan kesadaran siswa untuk aktif berpartisipasi dalam kehidupan politik dan sosial di masa depan.
Namun, meskipun banyak upaya telah dilakukan, masih terdapat tantangan dalam implementasi pendidikan yang efektif untuk pembentukan demokrasi. Salah satu tantangannya adalah ketimpangan akses pendidikan yang berkualitas, terutama di daerah terpencil. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, meskipun angka partisipasi pendidikan di Indonesia terus meningkat, terdapat ketimpangan signifikan antara daerah perkotaan dan pedesaan dalam hal akses terhadap pendidikan yang bermutu. Hal ini menjadi hambatan dalam menciptakan masyarakat yang benar-benar demokratis dan teredukasi dengan baik.
Selain itu, tantangan lain adalah kualitas tenaga pendidik yang masih bervariasi. Penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) pada tahun 2021 menunjukkan bahwa kualitas pengajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai demokrasi di sekolah-sekolah masih perlu ditingkatkan. Kurangnya pelatihan dan pengembangan profesi bagi guru dalam mengajarkan nilai-nilai demokrasi berpotensi menghambat upaya pembentukan karakter demokratis pada siswa.
Di sisi lain, teknologi juga dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam pendidikan untuk memperkenalkan dan memperkuat nilai-nilai demokrasi. Dalam era digital saat ini, media sosial dan platform pembelajaran online dapat menjadi sarana yang efektif untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya demokrasi. Sebuah penelitian oleh Pew Research Center (2021) menunjukkan bahwa penggunaan media sosial untuk berdiskusi tentang isu-isu politik dapat meningkatkan pemahaman warga negara tentang pentingnya partisipasi aktif dalam proses demokrasi, terutama di kalangan pemuda.
Secara keseluruhan, pendidikan memiliki peran yang sangat besar dalam pembentukan demokrasi yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan masyarakat yang demokratis, penting untuk memperkuat kualitas pendidikan di semua jenjang dan memastikan bahwa pendidikan tersebut mencakup pengajaran tentang nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan partisipasi politik. Dengan pendidikan yang berkualitas, masyarakat dapat lebih memahami pentingnya kebebasan, keadilan, dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline