Cinta dalam pandangan Rumi adalah cinta yang tidak terbatas. Cinta tidak dapat diungkapkan dengan cara apapun, meskipun kita memujinya dengan seratus lidah. Seorang pecinta dapat berkelana dalam cinta. Semakin jauh ia melangkah, semakin besar pula kebahagiaan yang akan diperolehnya.
Dalam konteks filsafat, cinta adalah kualitas baik yang mewarisi semua perasaan kebaikan, simpati dan kasih sayang. Makna cinta sendir dalam islam sangatlah suci. Cinta haruslah didasari oleh kasih sayang dan dibuktikan dengan perbuatan. Dan apa- apa yang kita cintai di bumi ini haruslah karena Allah Ta'ala. Sangat tidak baik, bahkan berbahaya jika kita mencintai hanya karena nawa nafsu.
Dalam mencintai seseorang karena Allah, ia akan mengutamakan Allah dalam setiap tindakannya. Misalnya, seorang ayah lebih mengutamakan mencari nafkah yang halal walaupun sedikit. Ini karena si ayah tahu bahwa mencari nafkah yang halal adalah perintah Allah, sedangkan mencari nafkah yang haram adalah larangan-Nya.
Cinta bisa lebih sering berubah-ubah dan terkadang mungkin lebih intens. Cinta bisa melibatkan dorongan-dorongan romantis yang membuat hati berdebar dan perasaan meluap-luap. Namun, sayang mungkin lebih stabil dan hangat. Sayang adalah perasaan yang muncul dari ketulusan dan kenyamanan.
Berbeda dengan nafsu, sederhananya, cinta mencerminkan keterikatan emosional dalam hubungan romantis, meskipun mencakup ketertarikan seksual, namun tidak didefinisikan seperti nafsu. Biasanya orang yang benar-benar jatuh cinta akan menghabiskan waktu untuk mengenal satu sama lain dengan melakukan hal-hal bersama.
Selain itu, cinta juga dapat diartikan sebagai perasaan kasih sayang yang kuat dan konstan bagi seseorang. Dalam hierarki emosi dan perasaan, cinta memiliki kedudukan lebih kuat dan dalam daripada sayang.
berikut ini adalah kata kata Rumi tentang cinta:
"Kekasih adalah segalanya, pecinta hanya sebuah tabir. Kekasih hidup abadi, pecinta hanyalah benda mati."
"Setiap waktu yang berlalu tanpa cinta akan menjelma menjadi wajah memilukan di hadapan Tuhan."
"Kesunyian adalah bahasa Tuhan, selain itu hanyalah terjemahan yang buruk."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H