Lihat ke Halaman Asli

Roesda Leikawa

TERVERIFIKASI

Citizen Journalism, Editor, Penikmat Musik Instrumen dan Pecinta Pantai

Puisi: Tuan Kelewatan

Diperbarui: 9 April 2021   23:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

shutterstock.com

Tuan..
Perkenalan kita bukan keinginanku
Semestalah yang berkehendek, mengalir apa adanya
Aku optimis akan takdir, kita dipertemukan untuk sebuah misi umat
Dan perjumpaan pertama kita bukanlah keinginanku
Aku ingat betul, engkaulah yang mencari jejak catatan itu

Tuan..
Engkau tak sebaik-baik seperti yang dunia kira
Dan aku pun tak sebaik-baik yang kau kira
Kita sama-sama bukanlah orang yang sempurna imannya
Engkau murah hati, tapi kerap juga memanfaatkanku
Dan aku naif, bermimpi meninggikanmu

Tuan..
Engkau banggakan aku pada seorang perempuan yang mengaku kekasihmu
Sebenarnya aku tak setuju
Kita sering beradu nalar karena dia, sebab ku tahu kau punya ratu di rumah
Engkau terkesan membela perempuan itu, meski dia menyerangku bertubu-tubi
Dan aku kerap kali memaafkanmu, meski engkau tidak berlaku adil

Tuan..
Tahukah engkau, sejak namaku kau sebut-sebut ditelinga kekasih gelapmu
Dia mencariku, dia menceritakan banyak hal tentang kalian
Ada rasa iba, berawai dan marah bercampur menjadi satu
Tapi, Aku membungkam mulutku sendiri atas sebuah rahasia
Karena aku menghormatimu, meski kadang kita berdebat dalam diam

Tuan..
Tahukah engkau, setiap kali kalian bersengketa
Dia lampiaskan kemarahannya padaku
Dia mengganggu arahku  dan merusak impian yang sedang dinanti banyak orang
Tapi, lagi-lagi Aku membungkam mulutku sendiri
Karena menjaga kehormatanmu dan semesta turut bersaksi

Tuan
Apa maksud hatimu memperkenalkan aku pada kekasih gelapmu
Bila pada akhirnya kau  menyalahkanku demi menjaga perasaanya
Bukankah engkau yang membuka pintu untuknya berulah
Lantas mengapa kau cambuk aku dengan kata-kata kasar
Perih tuan, perih ..!
Cobalah sesekali kau merenung,
Barangkali engkau temukan sumber kekacauan itu datang dari kehilafanmu

Tuan
Apa maksud hatimu memuji tentangku pada mereka
Bila kenyataannya, lisanmu muncrat seperti tak beradap
Bukankah engkau yang memintaku jangan mundur dari barisan perjuangan?
Lantas mengapa kau menendangku keluar dari lingkaran
Pedih tuan, pedih..!
Cobalah sesekali kau turungkan egomu
Barangkali engkau akan sadar, betapa angkuhnya tepuk dada di atas kesalahan sendiri

Tuan
Tilik hatimu
Sedang baik-baik saja?, sakitkah?, lelahkah?
Atau batinmu buram melihat yang benar dan batil
Atau jangan-jangan kau takut pada kicauan kekasih gelapmu?
Sampai kau lupa semua goresan tintaku tentangmu

Tuan..
Gerammu padaku tidak tepat
Kau kelewatan...!!

Roesda Leikawa
Morella, 9 April 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline