Seperti pada tulisan saya sebelumnya terkait jalan Trans Seram tepatnya di daerah Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Provinsi Maluku, yang rusak parah hingga kini belum diselesaikan, lambatnya pekerjaan akibat adanya kasus korupsi yang dilakukan oleh pejabat yang tidak bertanggung jawab serta proses pengalihan dari Kabupaten, Provinsi hingga menjadi jalan Nasional itu ternyata masih menyusahkan masyarakat serta menghambat aktivitas warga.
Pada penjelasan Undang-Undang No 38 tahun 2004, bahwa Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi yang merupakan urat nadi kehidupan masyarakat mempunyai peranan penting dalam usaha perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kerangka tersebut, jalan mempunyai peranan untuk mewujudkan sasaran pembangunan seperti pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Akan tetapi kenyataan yang dirasakan oleh warga Waesala di Seram Bagian Barat tidaklah semanis yang kita harapkan, masih banyak kekurangan dan ketertinggalan yang dialami oleh warga SBB, ini dapat dilihat pada kondisi Infrastruktur di Waesala. Hingga kini kondisi jalannya sangat memprihatinkan, masyarakat terpaksa harus bersusah payah menerobos lumpur, becek, berjam-jam kendaraan yang dipakai pun harus beberapa kali mengalami perbaikan akibat rusaknya jalan mempengaruhi sistem yang ada serta mengganggu warga dalam beraktivitas.
Menurut salah satu pengemudi Bus Damri yang beroperasi di daerah Waesala, Memed menjelaskan bahwa sering melewati daerah tersebut dan juga mengalami masalah.
“ Sering lewati, kadang leher roda hancur, body bus robek, sampai hampir terbalik”, terang memed.
Bayangkan saja, jika setiap hari masyarakat harus menghabiskan waktunya dijalanan, lantaran rusak parah apalagi jika didatangi musim hujan dan butuh kesabaran untuk melewatinya, entah berapa banyak kerugian yang sudah dialami oleh masyarakat setempat, baik dalam hal pertumbuhan ekonomi, pendidikan, kesehatan atau pun dalam pembangunan lainya. Untuk diketehui bahwa jalan rusak tersebut ada pada jalur Hanunu-Allang Asaude dan Allang Asaude-Waesala. Dengan kerusakan parah sekitar 5 km, dan yang belum di aspal kurang lebih sekitar 30 km.
AKBP Ir. A. Untung Sangaji : Ingin Mengurangi Penderitaan Rakyat
Melihat kondisi tersebut, salah satu calon Bupati Seram Bagian Barat yang akan maju pada perheletan di tahun 2017 mendatang, AKBP. Ir. A. Untung Sangaji, kecewa, sedih dan sangat prihatin, pasalnya dirinya tidak menyangka bahwa sebagian masyarakat SBB hingga kini tidak mendapat perhatiaan serius sebagaimana mestinya yang diamanatkan oleh Negara.
Dengan nada yang memprihatinkan, dirinya menyampaikan kerinduan ingin segera pulang ke kampung halaman untuk mengabdi pada masyarakat Seram Bagian Barat.
“saya sangat prihatin, dan ingin sekali pulang kampung untuk membangun negeri saya, membantu masyarakat, membenah kerusakan dan mengurangi penderitaan masyarakat SBB”, terannya.
Rasa cinta dan kerinduan pada kampung halamannya sudah terpupuk sejak lama, hingga akhirnya dia berniat untuk harus kembali ke kampung halaman, apalagi ini juga merupakan keinginan warga SBB supaya dirinya dapat ikut pada pesta rakyat sebagai calon Bupati SBB 2017.