Sejak tahun 2012 yang lalu keinginan untuk pergi ke negeri impian setiap muslim di dunia begitu menggebu. Namun keinginan itu tertunda oleh berbagai hal. Di awal tahun 2013 Ibuku menawarkan untuk menemani beliau ibadah umroh tepat setelah beliau pensiun menjadi abdi negara . Sepanjang satu tahun menunggu dengan harap harap cemas, apakah semua berjalan lancar, apakah Allah SWT, mengijinkanku bertemu di tempat impianku itu.
Dan di awal tahun 2014 impian itu baru terwujud. Dengan biaya yang relatif lebih murah dibanding para jamaah lain yang sepenerbanga,n akhirnya aku mendampingi ibuku, wanita yang paling kucinta di bumi ini. Begitu kulihat Baitullah berbagai perasaan mengharu biru didadaku, syukurku kepadaMU yang tetap menyayangiku dan memperkenankanku bertamu kepadaMU, padahal sering aku melalaikannya dengan mengulur ulur waktu sholat. dengan begitu jarangnya aku melafalkan Kalimah kalimahNYA karena kesbukan duniawi. Ampuni aku, ampuni aku yang sering lupa mensyukuri nikmatmu. Airmata tak berhenti keluar dari mataku, meski kutahan tapi terus mengucur deras betapa aku hambanya yang lemah yang tak pandai bersyukur atas kecintaanMU padaku.
Situasi jiwa yang begitu damai dan tenang kurasakan saat di rumahMU. Perasaan yang belum pernah kurasakan sebelumnya, mungkin karena aku yang tak begitu benar benar berusaha mendekat padaMU selama ini. Ku mohonkan ampun seluruh dosaku, tak berhenti kulafalkan namaMU, berharap selalu lebih mencintaiMU dari apapun.
Aku tak kan bisa melupakan perjalanan pertama ke luar negeriku menjumpaiMU di rumahMU. Ijinkan aku kembali menemuiMU di rumahMU dan damai dalam rengkuhMU. Meski belum bisa sempurna ku jadi hambaMU...
Terima kasih Ibu, semoga ada perjalanan kedua seperti yang kita harapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H