Lihat ke Halaman Asli

KAVA

a reader

Perjuangan Ratu Goda Menyelamatkan Negeri Kamboji

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14116982892064690651

Ratu Goda khawatir jika kerajaannya hancur karena ulah manusia. Jika pohon kamboja tersesar tumbang, maka tamatlah riwayat negeri ini, Negeri Kamboji. Ratu Goda adalah ratu di Negeri Kamboji. Negeri ini berada di dalam hutan Sentanah, tepatnya di pusat hutan, di dalam pohon kamboja yang terbesar.  Di negeri yang sangat bahagia ini, ada ribuan rakyat kamboji yang hidup saling tolong menolong dan menghargai satu sama lain.

Beberapa hari yang lalu, ada seorang prajurit yang melapor bahwa tiga hari lagi, hutan ini akan diratakan dan dijadikan pemakaman untuk para penjajah belanda yang mati melawan pahlawan indonesia dengan bamboo runcingnya.

“kita harus segera mengungsi!” Ratu berkata pada Patih Naimo, patih terhebat di negeri ini.

“harus kemana kita mengungsi, Ratu?” Patih itu bertanya kebingungan.

“bagaimana kalau kita mengungsi ke barat saja? ke Negeri Jati, aku kenal baik dengan raja disana. Raja Monili, dia pasti mau membantu kita semua,” jawab Sang Ratu.

Patih Naimo setuju. Dengan sigap ia meminta diri dan langsung menginstruksikan kepada seluruh prajurit untuk menyiapkan keperluan. Patih Naimo juga menyuruh biro periklanan untuk mengumumkan kepada seluaruh rakyat Kamboji agar bersiap untuk mengungsi.

“kita masih punya waktu dua hari untuk bersiap. Kita harus mengatur strategi!” Patih Naimo berbicara didepan ribuan prajurit yang sudah dikumpulkan di lapangan.

Sore itu juga, dibentuk tim kecil untuk menyusun strategi yang akan digunakan. Tim kecil itu berisi tiga orang dengan Pamin sebagai ketua, dua orang lainnya adalah Ndima dan Nandung.

Akhirnya, tiba juga hari dimana seluruh rakyat kamboji harus pergi mengungsi. Dengan berbekal harapan besar agar Raja Monili mau menolong, mereka semua mulai terbang ke Negeri Jati.

Ribuan rakyat kamboji terbang menjauh ke barat. Mereka  terbang dengan mahkota bunga di kepala mereka. Bayi kamboji yang belum bisa terbang digandeng orang tua mereka. Ada juga yang disunggi untuk terbang bersama-sama. Berbeda dengan para sesepuh yang sudah renta dan tidak sanggup terbang, mereka semua didata dan diangkut dengan Termoci.

Sudah tiga hari mereka terbang, dan semua masih aman terkendali. Tapi ketika ratu goda menyuruh untuk beristirahat dan sekedar melepas dahaga dan rasa capai, tiba-tiba seekor monster raksasa datang menyerang. Monster itu berwarna merah jambu dengan semprotan lender di seluruh tubuhnya. Lender itu meletup-letup dari lubang cacar air di berbagai sisi.

Ratu Goda membentangkan tangan isyarat untuk mundur dan berhenti, jangan sampai menabrak monster itu atau terkena lender cacar airnya.

“monster itu! Tidak salah lagi!” gumam Ratu Goda.

“cepat! kerahkan prajurit untuk turun mengangsu air dari sungai! Kerahkan juga para perempuan untuk mencari daun kemangi sebanyak mungkin!” teriak Ratu Goda kepada Patih Naimo.

“tandya, baginda!” dan Patih Naimo melaksanakan perintah dengan sesegera mungkin.

Ratusan prajurit mendarat di tepi sungai, mereka menggerakkan tangan keatas dan kebawah untuk mengendalikan air, begitu seterusnya. Hingga akhirnya, air yang mengalir di sungai itu meluap seperti banjir bandang yang mengarah ke tubuh Monster Merah Jambu.

Pada saat yang sama, Ratu Goda mengeluarkan pedang kecil lalu diarahkan pada daun kemangi yang telah dironce melingkar menyerupai kalung. Pedang yang tadinya kecil, berubah menjadi pedang raksasa saat menyentuh getah kemangi. Saat Ratu Goda berkata “nimostalados!” pedang itu menyerang Monster Merah Jambu dengan beringas, tepat di dada dan menembus sampai punggungnya.

Darah monster yang mancur, menjadi semerbak harum bunga kamboja yang sangat menusuk. Bukan karena darahnya bersih atau tanpa dosa sama sekali, tapi perpaduan getah kemangi, air mengalir, dan pedang Ratu Goda mengubah darah itu menjadi semerbak harum bunga kamboja. Semua rakyat kamboji berteriak kegirangan isyarat bahagia lantaran menang melawan Monster mengerikan itu.

Dan mereka melanjutkan perjalan ke barat menuju Negeri Jati. Semua masih memegang teguh satu harapan; untuk diselamatkan.

[caption id="attachment_344470" align="aligncenter" width="500" caption="SELAMATKAN POHON KAMBOJA!"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline