Lihat ke Halaman Asli

Ruri Andayani

Hanya seorang penyintas kehidupan

"Gang Seribu Punten" Ini Bersolek Menjadi Lebih Bersih dan Berwarna

Diperbarui: 13 Maret 2018   14:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersih dan asri (dok pribadi)

Baru saja beberapa menit tersesat, atau tepatnya menyesatkan diri di suatu rangkaian gang, terlihat seorang wanita sedang mencuci pakaian sambil berjongkok dan menjadikan lantai sebagai tempat menggilas pakaian,  hanya kurang dari semeter dari sisi gang. Saya melaluinya sambil bertukar senyum dan menyapa, "Punteen!"

Beliau menjawab ramah. Sekalian saja saya bertanya jalan keluar dari rangkaian gang yang bak labirin ini, seraya mengira-ngira beliau ini mencuci pakaian di depan atau di belakang rumahnya? Tak penting.

Beberapa meter berikutnya, di bagian lain gang yang lebarnya sekitar satu setengah meter, dua wanita sedang asyik ngobrol. Seorang di antaranya sibuk menyuapi anak balitanya yang lari ke sana ke mari.

Selangkah dari mereka ada gerobak tukang mie yang agak menyumbat jalur gang. Sesekali terjadi desak-desakan mesra dengan motor yang lewat.

Saya pun kembali menyapa, "Punteen!" Mereka membalas, bahkan lalu meladeni keingintahuan saya ihwal gang tempat mereka tinggal ini.

Kali berikutnya, saya nyasar masuk ke dapur orang. Sambil nyengir dan minta maaf, saya lagi-lagi mengucap, "Punteen!" Ah, entah sudah berapa ribu "punten" saya tebar di gang ini.

dok pribadi

Untuk perkotaan padat seperti Bandung, gang semacam Gang Cibunut ini jika semuanya disambungkan seperti kereta api, panjangnya mungkin sudah mencapai Jakarta (lebay). Untuk melaluinya, ribuan amunisi "punten" harus disiapkan. Hehe, bercanda.

Namun itulah mengapa di Bandung muncul istilah lelucuan: "gang seribu punten". Tampaknya sejenis Gang Kelinci dalam lagu Lilis Suryani.

Tapi ada atmosfer berbeda pada Gang Cibunut ini jika dibandingkan gang-gang sejenis lainnya yang pernah saya masuki. Selain kini berwarna-warni, secara umum Gang Cibunut juga relatif bersih dan asri. Selain itu, warganya ekstra ramah.

Dua generasi di kampung Cibunut (dok pribadi)

Bukan ramah yang dibuat-buat, melainkan seakan mereka sudah siap saja dengan konsekuensi mendadak didatangi banyak orang, ketika kampungnya ini lebih terkenal.

Mereka tampak sudah maklum dan biasa melihat orang yang selfie-selfie-an, bahkan orang yang banyak nanya seperti saya. Mereka tak curiga kalau ada yang memotret-motret rumah mereka, dan juga menjadi lebih banyak senyum yang terkembang.

Seperti diketahui, pada November 2017 Kampung Cibunut diresmikan Wali Kota Bandung dengan julukan Cibunut Berwarna. Sejak saat itu, sontak banyak pendatang yang berfoto-foto dan selfie-selfie di gang-gang sempitnya yang diapit Jalan Baranangsiang, Jalan Sunda, dan Jalan A Yani, Bandung, ini.

dok pribadi

Warga di sana bukannya dipaksa siap mendadak kedatangan banyak tamu. Seperti diceritakan dua wanita yang sedang asyik ngobrol tadi itu, sejak 2015 warga Gang Cibunut memang sudah bertekad ingin berbeda dengan gang-gang lain.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline