Setiap tiga puluh lima hari atau selapan(jw) di masjid Nurul Huda, masjid yang berada di sebelah tempat tinggal saya ada kajian rutin. Namanya pengajian Ahad Pahing pagi, yaitu setiap Hari Ahad pasaran Pahing. Waktunya pagi hari. Pengajian ini diadakan oleh para tokoh NU di Kecamatan setempat. Saya termasuk panitia bagian konsumsi. Sehingga saya dan konco wingking bagian dapur selalu menyediakan sarapan untuk panitia dan penceramahnya.
Kegiatan ini sudah berlangsung lebih dari sepuluh tahun. Seingat saya sejak tahun 2010. Pengajian dimulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB. pengajian ini sifatnya umum, sehingga yang hadir pun beragam, mulai pedagang di pasar, pegawai, petani, buruh tani, guru dan semua lapisan masyarakat.
Sebagai panitia konsumsi saya rutin menyiapkan sarapan. Tak lupa gorengan dan jaminan sekadarnya untuk menemani kopi dan teh. Walaupun sifatnya sarapan pagi namun bagian konsumsi menyiapkan kurang lebih untuk 40 orang, biasanya panitia, pengurus, dan tamu undangan ikut sarapan membersamai penceramah.
Sebagai seksi konsumsi saya bergerak cepat. Dibantu dua orang pramusaji, kami masak mulai pukul 03.00 dini hari dan selesai tepat pukul 05.30. Makanan sudah siap disajikan. Biasanya dibuat prasmanan dengan bermacam-macam lauk dan sayuran.
Tak ketinggalan kami menyediakan teh hangat dan jaminan seperti singkong goreng, pisang rebus dan aneka makanan ringan lainnya. Biasanya penceramah beristirahat dulu sebelum menuju ke mimbar.
Saat itulah kami menyiapkan teh dan wedang jahe. Selama ini saya menggunakan teh dengan berbagai merk mulai teh poci, teh naga, teh sariwangi, teh bandul, teh dandang dan masih banyak lagi yang sudah saya coba.
Bagi saya rasa khas teh semuanya sama, yang membedakan adalah aromanya.
Nah dari sekian teh yang sudah puluhan tahun saya buat saya terkesan dengan rasa teh yang saya dapatkan dari teman.
Namanya teh Candi Wayang. Berbentuk sasetan. Tehnya di rajang kecil-kecil bukan bubuk-an. Rasanya mak Nyus, aromanya khas seperti ada susunya, ini lain dari yang lain. Bahkan saat kami suguhkan pada Pak Kyai, beliau terkesan dan menyampaikan katanya rasa tehnya enak. Bahkan Beliau menyampaikan nikmat rasa teh di depan jamaah. Kami tersanjung dengan ungkapan Pak Kyai jika teh yang disuguhkan rasanya berbeda.