Lihat ke Halaman Asli

Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)

TERVERIFIKASI

Guru SD, Penulis buku

Bagaimana Seorang Pemimpin Mengambil Keputusan saat Dilema?

Diperbarui: 3 Desember 2024   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi musyawarah untuk mengambil keputusan mufakat. Gambar dari HR excellency

Sekolah adalah 'Institusi moral' yang dirancang untuk membentuk karakter para warganya. Seorang pemimpin di sebuah institusi atau sekolah akan menghadapi situasi dimana dia harus mengambil keputusan yang mengandung dilema etika, atau berkonflik di antar nilai-nilai kebajikan yang sama-sama benar.

Sebagai pendidik atau Pemimpin diharapkan dapat mengidentifikasi dan memahami prinsip-prinsip etika yang berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan yang disepakati dalam lingkungan pribadi maupun lingkungan profesi.

Terkadang kita dihadapkan pada dilema untuk mengambil keputusan yang melibatkan berbagai pihak yang memiliki kepentingan yang sama-sama menjunjung tinggi nilai kebajikan tertentu, namun tertantang karena keduanya saling bertentangan satu dengan yang lain. 

Untuk itu penting bagi kita sebagai guru atau pendidik memahami etika dan nilai-nilai kebajikan yang terkandung di dalamnya. Hal ini berkaitan erat dengan sekolah sebagai institusi moral. Sebagai institusi moral sekolah bisa dianalogikan seperti miniature dunia yang berkontribusi terhadap budaya, nilai-nilai dan moralitas dalam diri setiap murid.

Dalam menghadapi tantangan yang semakin beragam terkadang kepala sekolah atau guru dihadapkan dengan berbagai masalah yang sulit untuk dipecahkan, harus mengambil keputusan yang sama-sama berat karena berhadapan dengan dilemma etika.

Seperti yang saya alami dua tahun yang lalu. Saya mempunyai murid Dido(bukan nama sebenarnya).  Dido siswa kelas 5 di SDN MajuJaya. Ibunya seorang single parent dengan tiga anak, Dido dan dua adiknya yang masih kecil. Ibunya bekerja sebagai tukang parkir di pasar tradisional dekat rumahnya.

Dido sering tidak masuk sekolah dengan alasan membantu ibunya parkir di Pasar. Setiap pasaran Kliwon dan Pahing Dido bisa dipastikan tidak masuk sekolah. Seperti biasa saya selalu menasehati murid-murid untuk rajin sekolah dan jangan sering bolos.

Saat Dido saya tegur, dia bilang kalau ibunya ahir-ahir ini sakit, "Saya harus mengganti Ibu parkir di pasar Bu",   Alasan Dido membuat saya trenyuh dan dilema. Di sisi lain Dido menggantikan Ibunya bekerja karena sakit, namun di sisi lain Dido meninggalkan kewajibannya bersekolah.

Keputusan untuk memberikan nasehat berat untuk disampaikan, membiarkan tidak masuk sekolah dalam waktu yang lama juga kliru, tidak membantu ibunya juga salah. Itulah salah satu contoh tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin.

Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin kita perlu mendasarkan pada tiga unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan dan bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline