Hari ini saya berkesempatan menjadi pemateri pada seminar tentang Parenting di UPT SD Negeri Mulyoagung II. Workshop ini dihadiri oleh ketua komite Ibu Hj. Maryati, mantan kepala sekolah, dan semua perwakilan paguyupan kelas mulai kelas 1 hingga kelas 6.
Kegiatan workshop ini serangkaian IHT(in house Traning) yang dilaksanakan bagi sekolah penerima Bantuan Operasional Sekolah(BOS) Kinerja. UPT SD Negeri Mulyoagung II sendiri salah lembaga Pendidikan yang masuk sebagai Sekolah Penggerak di Kabupaten Tuban.
Acara seminar ini dibuka oleh kepala Sekolah UPT SD Negeri Mulyoagung, Bapak Karno, S.pd. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan ada 16 sekolah penggerak se-Kabupaten Tuban, diantaranya UPT SD Negeri Mulyoagung II.
Untuk menjadi sekolah penggerak bukanlah hal yang mudah karena harus menyelesaikan beberapa tahap seleksi, mulai dari mengisi Vitae tentang pengalaman dalam mengelola managerial sekolah. Selanjutnya melaksanakan praktik mengajar atau micro teaching, setelah itu mengikuti wawancara. Semua berdasarkan aksi nyata yang telah dilakukan selama memimpin lembaga sekolah.
Banyak prestasi yang sudah diraih oleh UPT SD Negeri Mulyoagung II baik akademik maupun non akademik seperti juara harapan 1 Kids atletik Jawa Timur, Juara 1 OSN Tingkat Kabupaten, juara 3 OSN matematika, peraih medali perunggu seJawa-Bali, Juara 2 atletik, juara 3 sepak bola mini, juara 1 cerdas cermas gugus, juara 1 lari sprint, juara 1 estafet tingkat Kabupaten dan masih banyak lagi kejuaraan yang diraihnya selama satu semester ini.
Sebagai sekolah penggerak, UPT SD Negeri Mulyoagung II harus mampu meningkatkan prestasi peserta didiknya dan ini sudah dibuktikan dengan hasil perolehan 11 piala dalam satu semester. Ini merupakan hal yang membanggakan yang pantas menjadi contoh dan penggerak bagi sekolah lain di sekitarnya.
Dalam kesempatan ini saya menyampaikan tentang memahami pentingnya parenting bagi orang tua.
Parenting menurut KBBI adalah mengawasi, memelihara dan mendidik anak kecil. Sedangkan menurut istilah pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anak. Pola asuh orang tua kepada anaknya tentu berbeda, karena setiap orang tua mempunyai pemahaman sendiri tentang Pendidikan anak.
Misalnya orang tua Siti menerapkan kedisiplinan yang sangat ketat, sehingga Siti sama sekali tidak pernah tahu konten-konten yang lagi booming, tidak tahu apa itu tik-tok dan lain-lain. Bapaknya Siti sangat ketat dalam pengawasan anak-anaknya, bahkan rumah Siti tidak ada Televisi apalagi HP.
Akibatnya Siti terkadang minder, bahkan jadi olok-olok temannya karena jika ngobrol suka tidak nyambung dengan istilah-istilah anak sekarang. Padahal Siti anak yang berprestasi, nilainya selalu unggul diantara teman-temannya.