Sebuah ekosistem akan terjadi interaksi dua arah baik itu bentuk interaksi biotik maupun abiotik dalam suatu lingkungan. Sekolah bisa juga diibaratkan suatu ekosistem yang akan melakukan interaksi antar biotok( mahluk hidup) dan abiotik ( mahluk tak hidup).
Keduanya akan berinteraksi sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah faktor biotik akan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Faktor Biotik dalam sekosisten sekolah antara lain : Murid, kepala sekolah, guru, orang tua, staf Pendidikan, pengawas, dinas terkait dan masyarakat sekitar.
Adapun faktor abiotik yang berperan aktif dalam menunjang keberhasilan pembelajaran diantaranya : keuanagan, sarana dan prasarana dan lingkungan alam. Dalam sebuah ekosistem sekolah akan ditemui banyak faktor, seperti pendekatan berbasis masalah dan pendekatan berbasis asset atau kekuatan.
Banyak kita temui seorang guru atau kepala sekolah memandang sesuatu hanya pada kekurangannya, sedangkan kekuatan yang dimilikinya diabaikan. Pendekatan berbasis kekurangan akan memusatkan perhatiannya pada apa yang kurang, apa yang mengganggu, atau apa yang tidak baik.
Misalnya seorang guru mengeluh dengan fasilitas yang kurang memadahi, sarana prasarana yang tidak kumplit, buku ajar yang kurang lengkap, bahkan mungkin mencela terhadap murid yang penuh kekurangan. Jika hal itu dibiarkan secara tidak sadar seseorang tidak bisa melihat potensi yang ada di sekitar kita, bahkan dibutakan oleh peluang yang justru ada di depan mata.
Sebaliknya, pendekatan berbasis Aseet yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang mengembangkan kekuatan berpikir positif untuk mencapai pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara bagaimana mengenali hal-hal yang posistif dalam kehidupan.
Pendekatan berbasisi asset, dapat menemukan kekuatan diri sebagai tumpuhan berpikir, memusatkan perhatiannya terhadap ada yang sudah berjalan dengan baik, potensi apa sudah yang dimiliki, apa yang menjadi inspirasi dan lain-laian yang bernilai positif.
Dua pendekatan tersebut saling bertolak belakang, yang satu memandang sesuatu dari kelemahannya, dan ini justru yang akan membutakan mata sehingga tidak bisa meliat peluang. Sedangkan Pendekatan asset justru akan berpikir jauh ke depan, melihat potensi dan inspirasi sehingga mudah untuk mengembangkan kekuatan yang dimiliki sekolah.
Menurut Green dan Haines (2016) memetakan tujuh asset atau modal utama yang dapat menjadi asset sekolah antara lain