Lihat ke Halaman Asli

Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)

TERVERIFIKASI

Guru SD, Penulis buku

Perjalanan Walik Ajang ke Serang Banten

Diperbarui: 16 Juli 2024   16:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis saat berfoto di depan Masjid kubah Emas. Sumber :Dokumen pribadi

Alhamdulillah acara resepsi pernikahan berjalan lancar, aman dan membahagiakan. Ini adalah doa yang selalu saya panjatkan sebelum hari pernikahan tiba. Tak henti-hentinya saya memohon kepada Allah subhanahu watala semoga diberi kemudahan, kelancaran dan sukses.

Akad nikah berlangsung di masjid Nurul Huda. Masjid yang berada di sebelah rumah. Dengan mihrab baru yang terpasang sehari sebelum pelaksanaan akad nikah. Takmir masjid menyampaikan kepada pekerja agar saat akad nikah mihrab masjid sudah terpasang.

Sebuah kebahagiaan tersendiri atas partisipasi dan perhatian takmir masjid, karena mihrab yang bertuliskan arab lengkap dengan hiasan ukiran itu telah dipasang. Sudah lima bulan ukiran mihrab ini dikerjakan.  

Walaupun secara keseluruhan belum finishing namun hasilnya cukup memuaskan. Alhamdulillah, walaupun sederhana masjidpun sudah berhias mihrab dan nampak indah saat pelaksanaan akad nikah putri pertama saya.

Bertindak sebagai wali nikah Pak Puh Irfan Shodiq, kakak dari alamrhum suami. Saat akad nikah Pah Puh  mewakilkan kepada KH. Nur Nasroh pengasuh Pondok Pesantren Wali Songo Gomang Singgahan. Disaksikan oleh semua kerabat dan handai taulan serta keluarga besan, akad nikah berjalan dengan lancar dan tertib.

KH. Nur Nasroh saat berfoto dengan Pengantin di depan mihrab masjid Nurul Huda. Dokpri

Setelah akad nikah, pengantin putri kembali sedang pengantin laki-laki tetap berada di masjid. Beberapa saat kemudian kedua pengantin dipertemukan dengan upacara adat Jawa yang berlokasi di halaman rumah.

Iringan sholawat Ya Nabi Salam, mengiringi langkah bahagia pengantin, kembar mayang yang sudah disiapkan  dibawa oleh dua pasang manggolo putra dan putri. Uter yang terbuat dari janur kuning pun telah dibawa  perias,  tangannya yang gemulai memutari kedua pengantin lengkap dengan ubo rampenya.

Dengan cekatan perias manten memberikan aba-aba kepada kedua pengantin. Sesuai dengan arahan perias pengantin putri memecahkan telur, membersihkan kaki dan menyiramnya dengan air kendi dan kembang setaman yang sudah disiapkan.

Setelah upacara adat selesai, kedua pengantin dan kedua orang tua dipersilahkan duduk di kursi pengantin yang sudah disiapkan bagian dekorasi lengkap dengan hiasan bunga asli yang harum semerbak tanda kebahagiaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline