Lihat ke Halaman Asli

Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)

TERVERIFIKASI

Guru SD, Penulis buku

Menjadi Manusia Ruhani Setelah Menjalankan Sekolah Ramadhan

Diperbarui: 7 Mei 2024   22:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sedang salat berjamaah. Gambar dari bersamaDakwah.com 

Hari Raya idul fitri adalah hari kemenangan bagi umat Islam, kemenangan dari menahan nafsu setelah bertapa sebulan penuh selama Ramadan. Bertapa untuk menahan makan dan minum dan yang membatalkan puasa. Tentu sangat mudah bagi mereka yang tergolong muttaqin dan sebaliknya merasakan berat bagi mereka yang masih belajar menjalankan puasa.

Alhamdulillah, bersyukur kepada Allah yang tak terhingga kami sekeluarga dapat menikmati kembali Hari Raya Idul Fitri dan dapat menjalankan salat berjamaah di masjid An-Nur Gandu Mlarak Ponorogo. Masjid yang berjarak kurang lebih 500 m dari rumah.

Suasana salat idul fitri tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, jika tahun lalu kami masih bersama-sama dengan ibu mertua, kali ini kami berangkat hanya bersama anak-anak.

Setelah melaksanakan salat idul fitri berjamaah kamipun berkesempatan mendengarkan hutbah. Dalam hutbah yang disampaikan oleh Dr. Ahmad Mujib Syafaat beliau menyampaikan tema dengan judul "Mari bermetamorfosis menjadi mahluk ruhani".

Ada beberapa hal menarik penuh hikmah yang dapat saya tulis dari isi hutbah tersebut  

Pertama, ajakan syukur kepada Allah Subhanahu wa taala

Dalam hutbahnya beliau menyampaikan bahwa penting kiranya kita untuk meluapkan rasa syukur tak terhingga kepada Allah subhanahu wa ataala atas limpahan nikmat dan curahan kasih sayang sehingga di hari kemenangan ini kita bisa menikmati indahnya suasana hari raya.

Bersyukur atas nikmat baik nikmat yang bersifat lahiriyah maupun nikmat batiniyah. Rasa syukur itu sejatinya ditanamkan prinsip-prinsipnya melalui ajaran takwa, sehingga secara hirarki nilai syukur itu lebih tinggi dari ajaran takwa.

"Dan bertakwalah kepada Allah, mudah-mudahan kalian menjadi orang-orang yang bersyukur"( Q.S. Ali imron : 123)

Kedua, mengimplementasikan taqwa

Out put dari proses taqwa adalah bersyukur, ihlas, tawakal dan bertauhid. Lantas apa itu taqwa? Seperti yang sudah kita pahami bersama bahwa takwa adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi semua larangannya.

Selain makna di atas taqwa juga berarti berbudi pekerti yang terpuji, bertakwa juga bisa bermakna eling lan waspodo, orang bertaqwa berarti berada pada titik koordinat tauhid. Bertakwa  berada pada moderasi Hablum minallaoh dan hablum minannas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline