Beruntung ada Kartini
Mungkin jika tidak pernah mengenal sejarah bagaimana perjuangan Kartini, mungkin hidup para wanita yang semodernini disangkanya kehendak alam. Bahkan jika tidak ada Kartini apakah perempuan-perempuan berkesempatan mengenyam Pendidikan seperti sekarang.
Beruntung ada Kartni
Jika bukan kartini apakah perempuan bisa menjadi guru, pegawai, karyawan pabrik, pengusaha, bahkan menjadi presiden. Sekarang perempuan bebas menentukan wanita karier sesuai yang diinginkan, bebas menduduki jabatan sesuai kemampuannya.
Beruntung ada Kartini
Dahulu perempuan hanyalah konco wingking, yang bertugas, di dapur, Kasur dan sumur. Perempuan hanya bertugas ngopeni anak, memasak untuk suami, membersihkan rumah dan hal-ahal yang berkaitan dengan kerumahtanggaan. Karena hanya bertugas di bagian belakang maka tak perlu berpendidikan tinggi.
Beruntung ada Kartini
Di zaman penjajah, yang berhak mengenyam pendidikan hanyalah orang-orang priyayi, putra bupati dan mereka anak-anak penguasa. Kartini kecil melihat ketimpangan dan ketidakadilan atas perlakuan perempuan. Kaum perempuan tidak pernah dilibatkan apapun bahkan tak berhak berpendidikan.
Beruntung ada Kartini
Orang tua begitu mengunggulkan para laki-laki, adanya perempuan tak pernah direken(tak pernah diperhatikan). Orang zaman dulu, saat mempunyai anak perempuan yang sudah kelihatan gede maka segera dicarikan bojo. Apakah perempuan itu tahu siapa calon suaminya?