Lihat ke Halaman Asli

Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)

TERVERIFIKASI

Guru SD, Penulis buku

Salat sebagai Wujud Penghambaan Kepada Allah Subhanahu wata'ala

Diperbarui: 9 Februari 2024   03:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi saat melakukan sujud dalam salat. Gambar dari : saibumi.com

Isro'Mi'raj bisa menjadi momen muhasabah diri bagi kita umat muslim. Isro'Mi'roj  sebagai pengingat bahwa perintah salat tidak sama dengan perintah ibadah yang lain seperti puasa, haji, bersedekah dan lain-lain.

Saking istimewanya sampai-sampai Allah subhanahu wata'ala harus mengisro'kan nabi Muhammad SAW atau memperjalankan nabi dari Masjidil haram ke masjidil Aqsa. Kemudian melanjutkan perjalanan dari Baitul Aqsa menuju ke Sidratul Muntaha.

Hal itu menunjukkan bahwa nilai ibadah salat melebihi dari ibadah-ibadah yang lain. Salat adalah salah satu ibadah yang khusus, karena bermomunikasi langsung kepada Allah SWT. Tidak ada ibadah lain yang seistimewa salat, karenaibadah ini merupakan penghambaan kepada Allah Subhanathu wata'ala melalui sujud dan doa-doa yang kita panjatkan pada setiap gerakan salat.  

Misalnya haji, jika pun seseorang tidak bisa melakukannya maka bisa digantikan orang lain atau dapat melakukan badal haji. Seperti juga jika orang tidak mampu melaksanakan puasa maka bisa dengan membayar fidyah dan lain-lain.

Berbeda dengan salat kita langsung berkomunikasi kepada Allah Subhanahu wa taala. Bacaan yang kita lafadzkan jika benar-benar dipahami maka semua adalah doa sekaligus mengagungkan keesaan Allah.

Untuk itu dalam kesempatan Isro' Mi'roj ini mari kita berinstrospeksi bagaimana kita melakukan ibadah salat ini.

ilustrasi gambar saat siwa sedang melakukan rukuk dalam salat. Dokumen pribadi

Sudahkan khusu' dalam shalat.

Banyak orang melakukan salat hanya sekedar menggugurkan kewajiban. Mereka melakukan salat karena perintah dan kewajiban saja. Bahkan masih enggan melaksanakannya, karena kesibukan yang menghalanginya.

Keimanan hamba memang bertingkat-tingkat. Para alim dan salafussholih salaf memaknai salat sebagai ajang komunikasi kepada Allah Subhanahu watala. Mereka bahkan menikmati shalat sehingga saking asyiknya salat, tidak terhitung sudah berapa rakaat yang telah dikerjakannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline