Lihat ke Halaman Asli

Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)

TERVERIFIKASI

Guru SD, Penulis buku

Peduli Lingkungan Menjadi Faktor Utama Alam Bersahabat Dengan Penghuninya

Diperbarui: 17 Januari 2024   12:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemandangan alam yang asri. Gambar dari merdeka.com

Orang-orang yang peduli terhadap lingkungan yang bisa diandalkan untuk merawat jagad ini dari kesewenang-wenangan dan keserakahan.

Mereka yang dengan sengaja membakar hutan dengan dalih perluasan lahan berkontribusi dalam  perusakan lingkungan, sehingga kontraksi alam menjadi tidak ramah.

Lingkungan yang baik mencerminkan penghuni rumahnya. Untuk mewujudkan lingkungan yang ramah maka dimulai dari pribadi seseorang.

Sebagai guru saya selalu menggembar-gemborkan akan kebersihan di lingkungan sekolah. Tentu dimulai dari ruang kelas, halaman sekolah  juga lingkungan sekitar.

Salah satunya menganjurkan murid untuk membuang sampah pada tempatnya. Karena biasanya saking asyiknya makan jajan, anak-anak suka bandel membuang bekas jajan sembarangan. Plastik dan tusuk sate berserakan di mana-mana.

Hampir setiap upacara bendera juga disampaikan oleh pembina upacara untuk menjaga kebersihan lingkungan. Demikian juga saat di kelas tak bosan-bosannya bapak dan Ibu guru menyampaikan hal yang sama terkait kebersihan kelas.

Dari sinilah kebiasaan-kebiasaan baik anak akan terlihat, mereka yang terbiasa disiplin dan tertib bisa dipastikan mempunyai perilaku yang sama saat di rumah. Sebaliknya bagi anak yang bandel, suka buang sampah sembarangan maka di rumah pun mempunyai kebiasaan yang tidak baik.

Disiplin membuang sampah pada tempatnya adalah budaya posistif yang bisa menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Dalam rangka menjaga kawasan dan lingkungan yang bersih dan ramah, saya bersama dewan guru mempunyai program P5 yang mengambil tema kewirausahaan.

Tema tersebut diangkat karena melihat lingkungan sekitar sekolah yang banyak warung kopi. Saat melihat sampah bekas bungkus kopiko dan kopi white, saya bergerak hati untuk memanfaatkannya menjadi barang bekas yang layak jual.

Gayung pun bersambut ternyata pemilik warung-warung yang berada di lingkungan sekolah adalah wali murid SD, sehingga saya pun menyusun rencana dengan dewan guru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline