Lihat ke Halaman Asli

Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)

TERVERIFIKASI

Guru SD, Penulis buku

Mengenang Perjuangan Para Pahlawan, Berikut 4 Cara Mengisi Kemerdekaan

Diperbarui: 13 November 2023   15:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Pahlawan sudah berlalu, tepatnya tanggal 10 November yang lalu, hari dimana Bangsa Indonesia memperingati dengan mengadakan upacara bendera di masing-masing instansi terkait.

Pahlawan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI) berarti orang yang menonjol kerena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, pejuang yang gagah berani.

Pahlawan bisa saja diceritakan secara turun temurun oleh orang tua, guru, dan para pendakwah. Karena sifatnya cerita maka bisa saja lama-kelamaan hilang dan terpenggal dari cerita aslinya. Sehingga perlu adanya buku yang bisa mengukir sejarah kepahlawanan.

Namun saat ini cerita pahlawan tidak lagi menarik bagi siswa-siswi SD saat saya berada di kelas, mungkin cerita saya tidak seseru tik-tok atau unggahan video yang marak beredar di ponsel. Apalagi cerita tersebut menggambarkan perjuangan, tokoh yang membela bangsa dengan mempertaruhkan jiwa.

Anak-anak hanya mendengar tanpa respons apa-apa, cerita itu hanya berlalu begitu saja. Ahirnya sayapun mengajak mereka nonton bareng di ruangan kelas yang diperuntukkan kelas klasikal. Sayapun memutarkan video yang berjudul jenderal Sudirman saat terjadinya pertempuran 10 November 1945. Begitulah yang saya lakukan bersama para guru dalam rangka mengingat kembali sejarah perjuangan Bangsa Indonesia.

Selain itu ada juga yang dilakukan masyarakat Desa Mulyorejo Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban. Dalam rangka mengenang perjuangan Bangsa Indonesia Karang Taruna Desa Trembul juga mengadakan nobar atau nonton bareng, malam itu tanggal 11 November 2023  bersama-sama di lapangan Loji.

Masyarakat Dusun Trembul nobar film perjuangan Jenderal Sudirman. Dokumentasi Mas Arief.

Acara tersebut diinisiasi remaja Karang Taruna mengajak masyarakat untuk mengenang sejarah perjuangan bangsa. Layaknya film layar  tancap tempo dulu, masyarakat berduyun-duyun menonton di lapangan Loji depan kolam renang Tirto Mulyo Desa Mulyorejo.

Hal ini perlu diapresiasi, karena melihat kondisi saat ini sebagain besar masyarakat baik dari kalangan anak-anak, remaja maupun  orang tua, sudah tidak peduli dengan sejarah perjuangan para pahlawan tempo dulu, sehingga perlu kiranya mengajak mereka untuk bersama-sama mengingatkan kembali bahwa kita merdeka berkat perjuangan para pahlawan.

Misi perjuangan yang telah dikobarkan oleh para pendahulu, perlu kita lestarikan dengan selalu mengingat kembali jerih payah mereka saat mencapai puncak kemerdekaan. Jika kita memahami apa arti perjuangan maka diharapkan setiap waktu tidak akan melewatinya dengan hanya sekedar huru-hara dan omong kosong.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline