Saat beredar rumor di dunia pendidikan ganti menteri ganti kurikulum, bukanlah isapan jempol belaka, karena kenyataan yang terjadi seperti itu. Sejak Kemendikbudristek yang baru Nadiem Makarim menjabat sebagai menteri, kurikulum 13 diganti menjadi Kurikulum Merdeka.
Pergantian kurikulum merupakan sesuatu yang wajar terjadi karena perubahan zaman dan perubahan kebutuhan di satuan Pendidikan.
Di awal tahun Pelajaran baru, saya pun harus menggunakan kurikulum baru yang biasa disebut kurmer atau kurikulum Merdeka. Walaupun saya sendiri belum menguasai tentang IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka). Pertanyaannya sejauh mana kita para guru memahami Kurikulum Merdeka ini?
Memasuki Tahun Pelajaran 2022/2023 Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) sudah mulai diterapkan oleh semua lembaga pendidikan di Indonesia, walaupun belum semua jenjang, namun seluruh lembaga pendidikan sudah menerapkannya. Termasuk lembaga tempat saya mengajar.
Sebelumnya guru-guru yang akan menerapkan Kurmer harus mengikuti bimtek atau bimbingan tehnik terkait kurikulum baru ini. Namun tidak semua guru dengan mudah memahami apa yang dimaksud dengan kurikulum ini.
Butuh bebarapa kali workshop untuk mengimplementasikannya agar sesuai dengan sasaran dan tujuan yang hendak dicapai.
Saya contohnya, saat pertama kali menerima materi workshop tentang IKM, belum sepenuhnya memahaminya, sehingga perlu waktu dan pendalaman materi agar bisa menerapkan sesuai dengan yang diharapkan pemerintah dalam hal ini Kemendikbud.
Sejak bulan Bulan juli 2023 yang lalu, saya sudah melaksanakan IKM namun belum memahami dengan baik, Bahasa Jawanya belum sepenuhnya mudeng. Nah, gayungpun bersambut bersamaan dengan itu ada undangan dari Balai Pusat Guru Kabupaten Tuban yang mengadakan workshop IKM. Kegiatan tersebut saya manfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Dari workshop yang saya ikuti, ada beberapa hal yang perlu dipahami guru sebagai garda terdepan yang akan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka ini, diantaranya sebagai berikut :