Memperingati hari kemerdekaan adalah momen yang ditunggu-tunggu Masyarakat. Hingar bingar perayaan yang dilaksanakan di sekolah-sekolah, kantor hingga di lingkungan Rt dan RW menjadi luapan kegembiraan masyarakat Indonesia saat ini.
Bahkan sore hari saat saya menulis ulasan ini di lingkungan RT, kira-kira 200 meter dari rumah sedang mengadakan kegiatan panjat pinang. Sedangkan pagi hari ada jalan sehat bersama Mas Bupati Kabupaten Tuban, Aditya Halindra.
Gerak jalan, karnaval, joget balon, estafet air, balap sarung, senam dan masih banyak even-even lomba yang bisa diikuti oleh masyarakat umum. Semuanya dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Puncaknya sebenarnya ada di tanggal 17 Agustus, saat melaksanakan upacara bendera dengan detik-detik proklamasi dan pembacaan teks proklamasi yang menandakan Kemerdekaan Republik Indonesia tercinta.
Ada yang membanggakan saat peringatan Tujuh Belas Agustus, karena saya selalu menjadi pembawa acara pada upacara bendera di Kecamatan, sejak tahun 2008 hingga tahun 2018. Namun sejak adanya pandemi 2019 kita tidak melakukan upacara bendera di Kecamatan.
Hari ini 17 Agutus 2023 untuk pertama kalinya mengadakan upacara seperti tahun-tahun sebelumya, diadakan meriah di Kecamatan, namun sayang raga ini sedang tidak bersahabat. Saat mengikuti karnafal saya pingsan di tengah perjalanan sehingga harus istirahat hingga saat upacara bendera belum bisa mengikuti karena fisik masih tak berdaya.
Bagi saya momen upacara bendera adalah hal yang sakral. Semua berjalan harus dengan sempurna, semua petugas upacara tidak boleh melakukan kesalahan. Saat gladi atau latihan upacara pelatih selalu menyampaikan bahwa haram melakukan kesalahan saat upacara bendera berlangsung.
Hal ini cukup dimengerti karena saat upacara semua mata memandang jalannya upacara mulai dari pemimpin upacara, pengibar bendera, dirigen, pembaca teks Undang-Undang, dan lain sebagainya. Apalagi pembawa upacara adalah hal yang sangat urgen. Maka saya berusaha tidak salah.
Biasanya saya meminta satu orang pendamping yang bertugas untuk mencoret teks yang sudah saya baca. Misalnya saya membaca : 1. Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara, barisan disiapkan. Maka tugas pendamping saya mencoret nomor yang telah saya baca sehingga saya tidak melakukan kesalahan dengan mengulang nomor yang sudah dibaca.