Lihat ke Halaman Asli

Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)

TERVERIFIKASI

Guru SD, Penulis buku

Kupanjatkan Doa yang Terbaik (3)

Diperbarui: 2 Desember 2022   01:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat pelaksanaan thowaf di Mekah.Dokumen pribadi

Ibadah haji dan umrah mensyaratkan mampu. Baik fisik maupun finansial. Pada artikel sebelumnya saya menuliskan bahwa untuk menjalankan ibadah ini jiwa raga harus sehat.

Setelah 6 hari berada di Madinah saatnya kami rombongan menuju makah. Kembali kami berkemas dengan 1 koper dan  1 tas tenteng juga tas di leher. Ketiga tas tersebut diberi identitas diri agar tidak tercampur dengan jamaah lain.

Tiba waktunya kita cek out dari hotel selanjutnya menuju Makah. Selama 5 jam kami mengendarai bus.  Selama dalam perjalanan muthowif  menjelaskan terkait pelaksanaan umroh pertama yang akan kita laksanakan beberapa saat setelah tiba di Makah. Menurut jadual yang kami terima, Umrah akan kami laksanakan sebanyak lima kali.

Saat di perjalanan kami mengambil miqot di Bir Ali, di dahului dengan sholat dua rokaat. Setelah itu kita masuk di tanah haram Mekah. Rombongan dipimpin muthowif memasuki tanah haram. Selama di dalam bus kami melafadkan talbiyah. Tak henti-hentinya kami mengagungkan nama Alloh dengan bacaan talbiyah.

Kami datang memenuhi panggilanmu ya Alloh, aku datang memenuhi panggilanMu, aku datang memenuhi panggilanMu, tidak ada sekutu bagi Mu, aku datang memenuhi panggilanMu, sesungguhnya segala puji, nikmat, dan segenap kekuasaan adalah milikMu, tidak ada sekutu bagiMu.

Setelah masuk Masjidil haram, untuk pertama kalinya kami melihat ka' bah yang menjadi kiblat umat muslim dalam menjalankan sholat. Cucuran air mata tak henti-hentinya mengalir membasahi pipi. Luapan emosi kerinduan yang selama ini terpendam untuk memenuhi panggilan Ilahi ini. Subhanallah.

Setelah itu kita melakukan thowaf mengelilingi Ka'bah tujuh kali. Jutaan dari seluruh penjuru manusia berkumpul dan melakukan serangkaian ibadah yang sama. Doa-doa dipanjatkan selama mengelilingi Ka'bah.

Disinilah kita diuji untuk tetap bersatu dan saling menjaga diri agar tidak terpisah dengan teman yang lain. Untuk itu muthowif memberikan cara agar kita saling berpegangan di pundak temannya agar tidak terputus. Jamaah putri berada di tengah diapit oleh jamaah putra.

Kami berjalan berdesakan dengan umat muslim lainnya dengan niat dan tujuan yang sama. Panas terik matahari tak kami hiraukan, keringat bercucuran tak terhindarkan, semua dengan khusyu' melafadkan doa untuk mengagungkan nama Tuhan.

Subhanalloh wal hamdulillah wa la ila ha illah wallohu Akbar, la Haula wala quwwata Illa billah.
Setelah menuntaskan tujuh putaran kemudian kami sholat dua rakaat di belakang makam Ibrahim.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline