Terbayang gak sih ketika mendengar 'baju kebaya'. Pasti terbayang sosok Ibu kita Kartini, berpakaian anggun, berbalut baju lengan panjang, dipadu dengan jarik sebagai bawahannya. Pakaian adat Jawa kuno ini dipakai orang-orang Jawa tempo dulu.
Saat saya masih kecil, nenek selalu memakai kebaya setiap hari, atasan kebaya dengan kutu baru, sedang bawahannya jarik lengkap dengan stagen atau udet. Ibu saya dulu selalu menghadiahkan nenek jarik setiap lebaran tiba.
Bagi nenek kebaya menjadi pakaian hariannya, sedangkan Ibu memakai kebaya saat lebaran tiba. Sehingga setiap lebaran Ibu menjahitkan kebaya sebagai atasan dan jarik sebagai bawahannya tak lupa selendang diletakkan di pundaknya setiap kali bersilaturrahmi ke sanak famili dan tetangga.
Begitulah kira-kira di tahun delapan puluhan pakaian kebaya telah melekat bagi keluarga, juga lingkungan perkampungan tempat kami tinggal. Namun, bagi kami para remaja saat itu pakaian menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Setelah menikah sayapun seperti Ibu, ketika lebaran tiba selalu menjahitkan kebaya, namun bawahannya cukup dengan kain batik yang dimodel seperti jarik. Entah kapan saya terahir memakai kebaya waktu lebaran, karena setelah anak-anak dewasa mereka protes, "Mama, pakaiannya jangan gitu, coba model lain",
Ahirnya sayapun mulai meninggalkan kebaya setiap lebaran. Tetapi tetap saja kebaya selalu di hati karena setiap momen penting seperti menghadiri pernikahan, lomba agustusan saya selalu berkebaya. Bagiku kebaya pas di hati.
Bulan Agustus berlalu, euforia masyarakat dalam memperingati hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik tercinta ini luar biasa. Di lembaga-lembaga formal dan non formal, kantor-kantor, bahkan di RT-RT diadakan kegiatan lomba yang dapat menghibur masyarakat.
Maklum, adanya covid 19 melarang mengadakan semua kegiatan, termasuk memperingati HUT RI menjadi hal yang disesalkan namun cukup dimaklumi, karena menimbulkan kerumunan massa yang dihawatirkan makin merebaknya penulatan covid.
Agustus 2022 ini menjadi moment penting dan spesial, karena masyarakat bisa kembali menyelenggarakan kegiatan walaupun belum sepenuhnya bebas tanpa batas, masih tetap menggunakan protokol kesehatan.