Lihat ke Halaman Asli

Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)

TERVERIFIKASI

Guru SD, Penulis buku

Bagaimana Sikap Kita terhadap Orang yang Mengalami Toxic?

Diperbarui: 28 Maret 2022   21:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar pasangan yang mengalami toxic | Sumber: gaya.id

Sudah tak terhitung jari Mimin mengadukan ulah suaminya padaku. Setiap kali curhat dia mengatakan suaminya tidak seperti dulu. Dahulu sangat menyayangi dan perhatian pada anak dan istri, saat ini berubah berbalik 360 derajat.

Eit... bukan karena suami mempunyai wanita idaman lain seperti layaknya di sinetron, namun karena sikap suami yang berubah, lebih menyayangi saudara kandungnya dari pada anak dan isterinya.

Perubahan itu  bermula dari pembagian warisan yang didominasi oleh saudara sang suami. Persepsi awal saudara suami tepatnya kakak ipar berusaha ingin menguasai harta warisan bagian suaminya.

Dia merasakan suami sering marah-marah tanpa sebab, sehingga terjadi pertengkaran. Hal ini  diasumsikan suami kena guna-guna. Walaupun tidak bisa dibuktikan karena wilayah supra natural, namun bisa dipastikan, jika sewaktu-waktu  suami mendapat telepon dari saudaranya, perubahan sikapnya  berujung pertengkaran.

Hal-hal yang sebetulnya wajar dilakukan menjadi biang kerok pertikaian. Contoh kecil akan memandikan anak dengan air hangat. Ketika Mimin sibuk biasanya suami yang menggantikannya, namun gara-gara airnya tidak siap itupun menjadi pertengkaran hebat yang menjadikan Mimin kabur dari rumah.

Istri merasa diadu domba agar suami  membencinya juga anak-anaknya.  Hal ini sering dirasakan ketika kebutuhan anak-anak sekolah tak dipedulikan lagi, namun jika saudara membutuhkan dengan ringan hati memberikan bantuannya.

Puncaknya kemarin pagi tiba-tiba dia datang sambil terisak menyampaikan kalau dia mau minggat, sambil membawa tas yang isinya pakaian. "Bu, saya mau pergi dari rumah, Mimin sudah tidak betah tinggal di rumah," ujarnya berurai air mata.

"Dah di sini saja, gak usah kemana-mana", jawabku sambil membimbingnya masuk ke rumah.

"Bu, Saya sudah tidak kuat dengan ulah suami",

"Ok, sementara di sini saja dulu," sahutku sambil membawakan tas besar yang berisi pakaian, kutunjukkan kamar tamu yang kosong, harapanku dia bisa menenangkan dirinya di sini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline