Judul di atas sebuah gambaran sekaligus harapan terhadap siswa tentang bagaimana cara meningkatkan prestasi.
Selain belajar dengan sungguh-sungguh, ada hal yang perlu ditingkatkan untuk menjadi budaya atau kebiasaan, salah satunya adalah literasi.
Literasi di lingkungan sekolah identik dengan membaca dan menulis. Diharapkan literasi menjadi satu budaya atau kebiasan yang dilakukan pada suatu lembaga tertentu. Banyak manfaat dari literasi, salah satunya menambah ilmu pengetahuan.
Literasi sendiri mempunyai arti kemampuan dan keterampilan seseorang dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, juga memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari.
Seseorang akan mempunyai nilai lebih jika dia mempunyai kebiasaan membaca dan menulis, karena dari keduanya akan menumbuhkan ketrampilan untuk memecahkan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam rangka menanamkan budaya literasi, sekolah tempat saya mengajar mempunyai program membaca sebelum pelajaran dimulai, dengan alokasi waktu 15 menit. Masing-masing anak dibagikan kartu literasi yang berisi, tanggal, isi tulisan yang dibaca, tokoh dan tanda tangan guru.
Kartu ini sebagai laporan tertulis dari masing-masing siswa yang ditanda tangani oleh guru kelas masing-masing. Juga mengukur kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan, karena ada kolom isi atau tema dari kemampuan anak dalam memahami bacaan.
Hal ini dimaksudkan untuk membiasakan membaca setiap hari agar budaya literasi tumbuh pada siswa baik di rumah maupun di lingkungan sekolah.
Pagi ini seperti biasa, saya masuk kelas 5. Anak-anak sudah melakukan aktivitas membaca, tiba giliran menulis di kartu literasi ada salah satu anak yang bertanya, "Bu, kolom isi atau tema terlalu kecil untuk saya tulis isi bacaan, bagaimana jika saya bercerita apa yang telah saya baca?"
"Bagus, seandainya tulisanmu tidak muat pada kolom, maka sebaiknya kamu bercerita di depan kelas, ibu lebih senang mendengarnya," jawabku memberikan motivasi pada yang lain.