Lihat ke Halaman Asli

Ruperta M N

Mahasiswa instiki

Males Beranjak Dari Tempat tidur? Mungkin Anda Terkena Sindrom Dysania

Diperbarui: 2 Januari 2023   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

pernah gak susah bangun pagi dan sulit beranjak dari kasur? Jangan-jangan anda terkena sindrom Dysania, yakni keadaan di mana seseorang merasa berat untuk bangun dari tempat tidur karena mengalami rasa lelah. Walaupun sudah terbangun tapi butuh waktu lama agar bisa beranjak dari kasur.

Sindrom dysania adalah suatu kondisi yang ditandai dengan kesulitan dalam bangun pagi atau bangun dari tidur, meskipun sudah cukup tidur. Orang yang mengalami sindrom dysania mungkin merasa letih, sulit fokus, dan tidak segar setelah bangun tidur, bahkan setelah mengalami tidur yang cukup lama dan nyenyak. Sindrom dysania juga dapat menyebabkan seseorang merasa sulit untuk memulai aktivitas di pagi hari atau merasa tidak produktif sepanjang hari. Ini bisa menjadi suatu masalah jika sindrom dysania mengganggu kemampuan seseorang untuk bekerja atau melakukan kegiatan sehari-hari lainnya. Sindrom dysania dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan tidur, stres, dan masalah kesehatan mental.

Parahnya, penderita Dysania bahkan bisa berhari-hari tidak beranjak dari kasur. Mereka juga punya keinginan yang kuat untuk kembali ke kasur walaupun telah mencoba untuk bangun. Hal ini bisa membuat aktivitas sehari-hari menjadi terhambat.

Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi gejala sindrom dysania:

  1. Merencanakan jadwal tidur yang teratur: Cobalah untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, termasuk pada hari libur.

  2. Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman: Gunakan bantal yang nyaman, gulingkan dengan selimut yang tebal, dan pastikan ruangan Anda tidak terlalu terang atau terlalu gelap.

  3. Membatasi konsumsi kafein dan alkohol: Kafein dan alkohol dapat mengganggu kualitas tidur, jadi coba hindari minum kedua zat tersebut sebelum tidur.

  4. Berolahraga secara teratur: Olahraga dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi stres, sehingga dapat membantu mengurangi gejala sindrom dysania.

  5. Mencoba terapi tidur: Terapi tidur, seperti terapi kognitif-perilaku, dapat membantu Anda memahami dan mengatasi masalah tidur yang mendasari sindrom dysania.

  6. Berbicara dengan dokter: Jika gejala sindrom dysania Anda terus-menerus mengganggu kehidupan sehari-hari Anda, sebaiknya berbicara dengan dokter Anda. Mereka dapat membantu menentukan penyebab sindrom dysania Anda dan memberikan saran tentang cara mengatasinya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline