Lihat ke Halaman Asli

Lekat Rumit

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kemudian sesampainya pada sebuah nilai yang ganjil atau genap utuh tak setengah sekalipun pikiran mendapatinya, tentang mengumpulkan sejauh mana daya agar tak tercecer sepanjang persetubuhan

Dipungutnya selagi jari bisa menggapai rengkuh di balik kelambu

Keranjang berisi air dan di atasnya api menghitam karenanya membuat konsentrasinya tak mendidih walau tak bersinggungan erat

Segala keutuhan atau keterpisahan pastilah awal dari molekul. Entah yang menggumpal yang kemudian melalui sungut-sungut halus yang mengisyaratkan mereka bercinta mesra, mendekap, melengket cairan hangat, memeras mendegubkan sengal nikmat pada tiap getaran punya isyarat. Setiap isyarat ada tanda, meraba tanda pada tiap titik berbeda, lekuk-lekuk indah mengeluarkan aroma anggur di tiap wanginya berbeda, beda maya di balik beda nyata.

Nyata kawin dalam maya tiap memusatkan energi sampai klimaks yang marem, maya dalam kesadarannya orgasme nyata terpecah keringat menjadi Nil, yang arusnya menyeret tubuh tegang, tiap gelombangnya menyeret pula rona mata yang bersenggama dengan objek yang tertangkap pupil dan diolah retina.

Sepanjang sampai jauh persetubuhan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline