“...Jadi yang minta kekayaan itu dijaluk itu ya kekayaan itu ditanya, kamu mau apa, tapi ya diminta imbalannya. Engko kalau misale kamu 1 tahun bisa kaya, itu diminta tiap tahun. Lek gak masuk ya kita sing meninggal. Dari keluarganya, apalagi ada itu kalau nggak keponakan...” -tutur R, pelaku ritual pesugihan Gunung Kawi.
Gunung Kawi merupakan salah satu bentang alam yang cukup terkenal akan kearifan lokal dan budaya yang berkembang di masyarakat setempat. Salah satu bentuk kearifan lokal yang cukup terkenal adalah wisata spiritual yang erat kaitannya dengan nilai-nilai mistisisme. Daya tarik mistisisme ini mendorong beberapa kalangan masyarakat memanfaatkan Gunung Kawi sebagai tempat untuk mengasah ilmu hitam, kesaktian, hingga pesugihan. Praktik pesugihan Gunung Kawi juga erat kaitannya dengan pemberian tumbal dengan bantuan makhluk gaib.
Adanya fenomena tersebut, lima mahasiswa Universitas Brawijaya, yaitu Muhammad Harun Rasyid Al Habsyi, Zulfikar Dabby Anwar, Suntari Nur Cahyani, Anggi Zahwa Romadhoni, dan Andini Laily Putri yang merupakan gabungan dari dua fakultas yaitu Fakultas Pertanian dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang dibimbing oleh Ibu Destyana Ellingga Pratiwi, SP., MP., MBA melakukan melakukan penelitian untuk menguak keterkaitan mistisme yang ada di Gunung Kawi dan kaitannya dengan gangguan mental – secara spesifik skizofrenia psikosis.
Tim peneliti telah melakukan wawancara pada sejumlah informan terpilih yang memiliki riwayat atau pengalaman terkait dengan ritual yang ada di Gunung Kawi. Banyak temuan yang didapatkan terkait dengan mistisme dan gangguan mental. Beberapa informan menyatakan bahwa mereka pernah mengalami hal yang “tidak biasa” seperti, mendengar suara yang tidak semua orang bisa dengar, dan melihat sosok yang tidak pernah ditemui rupanya.
“…Tapi kenyataannya, jeda dari melakukan hal itu, satu minggu kemudian kenyataan gitu loh. Mau dibilang itu halusinasi atau apa toh memang ada pembuktiannya gitu.,” -tutur AKW salah satu kerabat pelaku ritual pesugihan.
Tim peneliti masih terus melakukan proses analisis data terkait temuan-temuan yang telah didapatkan di lapangan. Tentunya temuan seperti yang telah disebutkan sebelumnya akan dianalisis sesuai dengan teori dari skizofrenia psikosis pada orang-orang yang telah terpilih. Dalam proses wawancara dan observasi sebelumnya, tim tentu mengalami hal yang tidak mudah karena tidak semua orang yang terpilih berkenan untuk menceritakan secara detail pengalaman yang mereka alami. Namun, pelaku ritual pesugihan tersebut juga telah menunjukkan beberapa perilaku yang memang mengarah pada kecenderungan skizofrenia psikosis. Hal ini tentu tidak bisa secara mutlak dikatakan pada orang-orang yang terpilih, karena belum mendapatkan proses diagnosis dari para ahli seperti psikiater atau psikolog terkait dengan gangguan mental yang dialami.
“Ritual pesugihan Gunung Kawi erat kaitannya dengan kondisi psikis pelaku, bahkan kerabat terdekat pelaku turut mengalami halusinasi.” -tutur Andini Laily Putri (Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya).
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan terkait praktik ritual pesugihan Gunung Kawi dari sudut pandang psikologis. Hasil temuan ini juga dapat disusun dalam strategi dalam rehabilitasi bagi pelaku pesugihan Gunung Kawi. Penelitian ini juga turut menyumbang kontribusi sebagai mahasiswa untuk meneliti hal yang masih tabu di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H