“SBY Budiono budak amerika, SBY Budiono rejim anti rakyat, SBY Budiono penindas buruh migran” Begitu Yel-yel yang diserukan sekitar 70 orang lebih BMI yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat cabang Hong kong (FPR-HK) dan Aliansi BMI-HK cabut UUPPTKILN No.39/2004. Hari ini, Kamis 29 Maret 2012, mereka berkumpul di depan MTR Causeway Bay Exit F dengan membentang spanduk dan poster yang bertulisakan tolak kenaikan BBM dan hujatan terhadap SBY. Tepat pukul 11.00 siang demontran mulai bergerak menuju Keswich Street di depan gedung konsulat Indonesia di Hong kong. Massa semakin lantang menyerukan tuntutan mereka dalam berbagai bahasa termasuk bahasa kontanis. Sehingga banyak warga lokal yang antusias memperhatikan. Di depan gedung KJRI, di tengah para pendemo akan memulai programnya tiba- tiba datang staff KJRI dan mengambil foto satu persatu peserta demo kemudian mengambil foto pemimpin aksi dengan jarak yang dekat sekali. Melihat sikap staff KJRI yang dianggap mengintimidasi peserta aksi tersebut Eman, salah satu supporter dari Asian Migrant Coordinating Body (AMCB) menghadangnya dan menempelkan pipinya tepat di depan kamera. Melihat kejadian tersebut sontak massa segera berteriak lantang dan menghujat perwakilan pemerintah Indonesia yang diaggap tidak berguna dan meneriakan pulangkan Teguh wardoyo selaku Konjen saat ini. Dalam pidato politiknya, Eni lestari selaku Koordinator FPR-HK mengatakan tidak heran melihat sikap KJRI-HK karena bawahan pasti sama dengan sifat atasanya. “ SBY saja mengerahkan ribuan polisi dan TNI hanya untuk mengamankan para pendemo yang menolak kenaikan BBM, hanya untuk memastikan gedung – gedung pemodal asing tidak rusak. Jadi lumprah jika KJRI disini juga anti kritik dan anti buruh migran” serunya saat membuka pidato. “Ini aksi serentak dengan tanah air, hari ini juga ribuan kawan kita dari buruh, mahasiswa petani dan semua sector turun ke jalan menolak kenaikan harga BBM, 1 April mendatang”. Seru Eni selaku Koordinator FPR-HK, Eni menjelaskan karena menghindari kritikan SBY lebih memilih melancong keluar negri. dia juga mengatakan bahwa aksi penolakan BBM ini semakin meluas namun respon pemerintah malah semakin brutal dengan mengerahkan polisi dan TNI. “saat ini ada 40 mahasiswa yang di tangkap, ada yang tertembak, wartawan di tangkap dan dirampas kameranya, Kenaikan BBM pasti akan membebani BMI “Upah kami tidak seberapa. Rata-rata TKI mengirim HK$1.500 (Rp. 1.700.000) per bulan untuk semua kebutuhan keluarga mulai dari makanan, pendidikan, transportasi, kesehatan, rumah dan lain sebagainya yang semua serba mahal. Itu pun pas-pasan bahkan sering kurang. Jika BBM dinaikan, lalu bagaimana dengan kami dan keluarga?” seru Eni. Dia berjanji FPR-HK dan Aliansi cabut UUPPTKILN No.39/2004 akan terus memobilisasi massa dan menggelar aksi lagi tanggal 1 April mendatang. Hadir pula perwakilan APMM (Asian Pacific Mission for Migrant) dan ILPS (Internasional League of Peoples’ Strugle) dan supporter dari Hong Kong University serta WNI yang kini tinggal di Hong Kongpun datang dan berpartisipasi dalam aksi ini. Program yang berjalan selama 1 jam di tutup dengan damai.(Gan) [caption id="attachment_171605" align="alignleft" width="150" caption="Staff KJRI yang sedang mengambil foto satu persatu peserta aksi tolak kenaikan harga BBM"] [caption id="attachment_171607" align="alignleft" width="150" caption="Aksi Front Perjuangan Rakyat cabang Hong KOng FPR-HK Tolak kenaikan harga BBM"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H