Sudah 2 tahun anak-anak sekolah Minggu di gereja kami, melaksanakan ibadah secara zoom. Keputusan ini diambil oleh pihak gereja dalam rangka membantu pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid 19. Sebagai orang tua, saya merasa iba pada anak-anak ini. Biasanya mereka bertemu muka, tertawa gembira bersama teman- teman, bernyanyi bersama memuliakan nama Tuhan. Tapi kali ini mereka terpisah oleh keadaan yang sulit.
Griselda anak saya yang bungsu pernah berkeluh kesah. Dia berkata,"Ma, gara-gara Covid nama anak-anak yang berulang tahun tidak dipanggil oleh guru sekolah Minggu untuk memotong dan membagikan kue ulang tahun." Memang menjadi kebiasaan di gereja kami, pihak gereja menyediakan kue ulang tahun untuk dipotong dan dimakan bersama oleh anak-anak sekolah Minggu. Sebenarnya, menyediakan kue ulang tahun adalah hal biasa. Tapi momen kebersamaan itulah yang sangat dirindukan oleh anak-anak.
Di samping rasa iba ada rasa kagum. Kagum, karena walaupun daring tapi tak mengurangi kegembiraan dan semangat anak-anak untuk beribadah. Apalagi jelang Hari Raya Paskah. Mata lomba perayaan Paskah sudah diberitahukan oleh guru sekolah Minggu. Anak saya yang bungsu sangat senang dan bersemangat. "Ma, Dedek ingin ikut lomba cerdas cermat dan lomba nyanyi ya,"ucap Griselda.
Entah kapan Covid sirna dari muka bumi ini. Sebagai warga gereja dan warga negara yang baik, tentu kita harus mendukung program pemerintah. Tetap prokes ketat, segera isoman jika ada gejala dan lapor segera kepada Satgas Covid. Tanpa kerjasama yang baik antara semua pihak, tentu penanganan Covid akan terasa lambat dan tak kunjung usai. Salam sehat.
Kota Industri, 7 Maret 2022 (09.30 WIB)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H